Sukabumi Update

Prediksi PBB : 74 Juta Ton Sampah Elektronik Menumpuk di Tahun 2030

Hamparan sampah di pantai Talanca, Loji Simpenan Sukabumi | Prediksi PBB : 74 Juta Ton Sampah Elektronik Menumpuk di Tahun 2030 | Foto : Ilyas

SUKABUMIUPDATE.com - Sampah elektronik adalah sebagai sampah yang sumbernya berasal dari berbagai peralatan elektronik. Sampah elektronik dikategorikan sebagai Sampah B3 karena mengandung berbagai macam bahan beracun dan berbahaya.

Sampah elektronik dapat dihasilkan dari segala jenis peralatan elektronik. Jumlah sampah elektronik kian meningkat seiring berjalannya perkembangan teknologi dan semakin majunya industri elektronik.

Tak heran, sampah elektronik kerap menjadi oleh-oleh dari aktivitas dunia digital yang semakin marak, apalagi di tengah kemudahan yang ditawarkan. Padahal bahaya sampah elektronik sudah jelas didepan mata.

Baca Juga: 10 Dampak Buruk Inner Child yang Terluka, Memori Trauma Masa Kecil

Lantas, apa saja bahaya sampah elektronik? Simak informasinya sebagaimana dilansir via Digitalbisa.id. Yuk, simak!

Prediksi PBB : Penumpukan Sampah Elektronik 

Sebelumnya mari menyimak cerita pada tahun 2019, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah merilis data jumlah sampah elektronik dalam Global E-Waste Monitor. Jumlah sampah elektronik ternyata mencapai 53 juta ton pada tahun tersebut.

Sedangkan sepanjang tahun 2021, data lain dalam Waste Electrical and Electronic Equipment (WEEE) Forum menyebutkan jumlah sampah elektronik atau e-waste tercatat lebih banyak dari tahun 2019 lalu, yaitu mencapai 57,4 juta ton. Artinya, dalam kurun waktu dua tahun telah terjadi peningkatan sekitar 4,4 juta ton.

Tak hanya itu, fakta mengejutkan lainnya adalah PBB telah memprediksi adanya penumpukan sampah elektronik sebanyak 74 juta ton pada tahun 2030 mendatang. Lonjakan juga diprediksi akan terjadi pada tahun 2050 sehingga menjadi 120 juta ton.

Baca Juga: 10 Cara Mengetahui Karakter Seseorang, Perhatikan Bahasa Tubuhnya

Meskipun demikian, harta karun dari sampah elektronik juga perlu menjadi wawasan, bahwa jenis sampah ini memiliki berbagai kandungan metal berharga seperti emas, perak, logam, tembaga dan platinum. Sayangnya, perhatian terhadap sampah elektronik tergolong masih sangat kurang karena hanya sekitar 17,4% saja dari kandungan tersebut yang dapat didaur ulang.

Bahaya Sampah Elektronik

Pengelolaan yang tidak benar dari sampah elektronik akan berdampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitar. Kandungan B3 pada sampah elektronik dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang juga membahayakan kesehatan manusia, seperti memicu terjadinya kanker, kerusakan organ tubuh, bahkan hingga kerusakan DNA.

Baca Juga: Pertunjukan Seni Gexbrenk Khas Sukabumi, Nonton Teater Gratis!

Konsumsi masyarakat Indonesia yang meningkat pada perangkat elektronik dapat berpotensi menyebabkan ledakan timbunan sampah elektronik. Ditambah jumlah penduduk Indonesia yang padat dan termasuk negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia.

Isu sampah elektronik kerap dipandang sebelah mata karena kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk mengelola sampah elektronik masih sangat rendah. Padahal, sampah elektronik ini memerlukan penanganan yang tepat dan ramah lingkungan.

Sumber: Digitalbisa.id

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT