Sukabumi Update

Pakaian Bekas dan Om Memet, Sang Pemburu Harta Karun Dalam Karung di Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Namanya Ergi Bali Oktariandi, berusia 32 tahun dan biasa dipanggil Om Memet. Nama yang cukup beken di kalangan pecinta thrifting di Sukabumi, Jawa Barat karena ia adalah salah satu pedagang pakaian bekas impor yang punya banyak pelanggan dengan omset yang tidak sedikit. 

Di bursa pakaian bekas Pasar 'Cimol' Ciwangi Kota Sukabumi, lapak Om Memet jadi salah satu yang cukup ramai diserbu penggila thrifting. Pria ini menjamin produk yang ditawarkan berkualitas impor.

"Saya datangkan dari Bandung. Produk kami ball Japan, alias pakaian bekas dari jepang," ungkap Om Memet kepada sukabumiupdate.com, Kamis 30 Juni 2022.

Di dunia bisnis thrifting Indonesia, lanjut Om Memet didominasi oleh barang-barang yang berasal dari tiga negara di Asia, yaitu Jepang, Korea dan Cina. "Nah kualitas dan harga barang disini itu masih tergantung dari mana asalnya," lanjut pria ini sambil melayani konsumennya.

Berawal dari hobi mengoleksi pakaian bekas di pasar tradisional thrifting, tiga tahun lalu Memet memberanikan diri terjun ke bisnis ini. "Pas jadi kolektor, saya terus mengumpulkan modal karena ingin menjadi pedagang pakaian bekas impor," ucapnya.

Modal terjun ke bisnis ini lumayan, karena harga satu ball baju bisa mencapai Rp 13 juta, tergantung jenis dan asal negara eksportir. Belum lagi harus menyewa lapak di kawasan Pasar Ciwangi Kota Sukabumi.

"Biaya sewa lapak disini Rp 700 ribu per bulan," sambung Memet.

Namun trend 'cimol' atau belanja barang bermerk dan berkualitas meskipun bekas tak pernah luntur. Setidaknya gaya hidup ini masih menjadi pilihan anak muda atau warga Sukabumi.

photoLapak pakaian bekas impor di Cimol Pasar Ciwangi Kota Sukabumi - (Sultan/Hari (PKL))</span

“Sebulan kira-kira Rp 30 jutaan sih. Kalau lagi rame bisa sebulan nyampe Rp 60 juta omsetnya. Saya juga menggunakan media sosial biar promo pemasarannya lebih intens dan efektif,” ujar Memet yang saat ini bisa membeli 2 hingga 4 ball baju import untuk dijual kembali setiap bulannya.

Bisnis ini bak pemburu harta karun dalam karung, sulit ditebak terutama harganya.  Namun menurut Memet, ada tiga faktor penting dalam bisnis baju bekas impor ini, yaitu rare (langka), vintage atau tua dan historikal.

"Artinya semakin langka, tua dan punya historikal atau sejarah, makan barang itu walaupun bekas harganya selangit. Artinya kita harus benar-benar paham dan mengerti barang-barang yang ditemukan dalam karung itu," bebernya.

Ia menceritakan bagaimana tren baju second selalu berubah setiap tahunnya. Misal 2021 rame kaos nascar vintage, yang harganya bisa Rp 7 juta per biji. 

Baca Juga :

Namun trend tahun ini naik turun, yang relatif stabil itu kata Memet kaos band, "masih belum bisa ditebak harganya.”

Disinilah keberuntungan dari harta karun dalam karung itu berpihak. Jika dalam satu ball yang dibeli berisi banyak barang berkualitas dan bagus, maka jelas akan jadi pundi-pundi rupiah.

"Sebaliknya jika ball yang dibeli banyak barang biasa, balik modal saja sudah untung," pungkasnya.

Reporter: PKL (Sultan/Hari)

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI