Sukabumi Update

Meski Berpisah, Intip Tips Besarkan Anak Bersama

SUKABUMIUPDATE.com - Meski memutuskan berpisah, Gading Marten dan Gisella Anastasia kompak merayakan ulang tahun anak mereka, Gempita Nora Marten, pada Rabu, 16 Januari 2019. Foto-foto perayaan ulang tahun Gempi diunggah keduanya di akun Instagram.

Unggahan ini mendatangkan banyak komentar warganet. Tak hanya yang memberi ucapan selamat dan doa untuk Gempita, sejumlah warganet juga menyampaikan harapan Gading Marten dan Gisella Anastasia kembali bersatu, demi Gempi.

Meski memutuskan berpisah, banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membesarkan anak bersama-sama. Ini penting untuk tumbuh kembang anak yang bahagia. Namun, membesarkan anak bersama setelah perceraian bukanlah hal yang mudah. Dikutip dari Parents.com, berikut tips yang dapat diikuti orang tua.

1. Atasi kesepian

Berpisah dengan anak memang menyakitkan. Christine Carter, Ph.D., seorang sosiolog dan rekan senior di Greater Berkeley Science Center UC Berkeley, yang juga menulis buku Raising Happiness: 10 Simple Stpes for More Joyful Kids and Happier Parents, mengatakan, biarkan kesepian dan duka Anda rasakan di awal. Lalu, manfaatkan waktu, yang biasanya bersama anak, untuk kegiatan yang membuat Anda lebih baik. Misalnya, menemui teman-teman, berolahraga, beristirahat, dan mengerjakan hobi yang membuat senang. Ketika anak sedang bersama mantan pasangan, jangan ganggu kebersamaan mereka hanya karena Anda kangen.

2. Jangan remehkan mantan

Sudah menjadi kebijakan umum untuk tidak meremehkan mantan di depan anak. Ingat, setengah dari anak Anda adalah ayahnya. Maka ketika Anda meremehkan atau memanggilnya dengan sebutan kasar, pada dasarnya Anda juga melakukan hal itu kepada anak. Menghina dan mengkritik mantan juga tidak akan membuat ia mengubah perilakunya.

Jika mantan melakukan hal-hal yang tidak Anda sukai, jangan juga langsung mengiriminya pesan. Paris punya cara lebih elegan. "Saya menyimpan daftar keluhan di komputer saya," kata Paris, "dan pada saat saya berbicara dengan mantan, sebagian besar dari keluhan itu tidak lagi cukup penting untuk dibahas."

3. Kualitas lebih penting daripada kuantitas

Penulis buku Splitopia: Dispatches from Today's Good Divorce and How to Part Well mengatakan bahwa kedekatan dengan anak tidak berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan bersama. Jadi, jika tidak memungkinkan, tidak perlu memaksa pembagian waktu bersama anak 50:50.  Lebih baik, cari waktu yang paling masuk akal untuk bersama, dan manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya. Paris, yang juga bercerai, menceritakan pengalamannya. Di masa awal perpisahan mereka, putranya yang saat itu berusia empat tahun tidur bersama Paris, tapi setiap pagi mantan suami datang untuk mengantar sang putra ke sekolah. Ini berhasil menjaga ayah-dan anak tetap terhubung.

4. Belajar bekerja sama dengan mantan

Jika Anda berpisah baik-baik, akan lebih mudah untuk bekerja sama dengan mantan dalam mengasuh anak. Masalah akan datang jika Anda tidak rukun. Anda dan mantan mungkin memang tidak akan menjadi teman baik, tapi Anda harus belajar untuk menyelesaikan masalah bersama, terutama terkait anak. Untuk sebuah keputusan besar, ada baiknya dibicarakan dalam sebuah pertemuan. Tetaplah fokus pada tujuan Anda membesarkan anak yang bahagia.  

5. Berteman dengan pasangan baru mantan

Kadang-kadang ada rasa cemas ketika anak hidup bersama pasangan baru mantan, yaitu seseorang yang belum Anda kenal. Saran Carter, mintalah untuk bertemu pacar atau pasangan baru mantan. Bersikap terbuka dan transparan dapat membuka hubungan yang baik. "Skenario kasus terbaik adalah bahwa anak-anakmu membentuk ikatan yang aman dengannya. Itu akan membuat mereka lebih bahagia dalam jangka panjang,” kata Carter.

Sumber: Tempo

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI