Sukabumi Update

Mendalami Makna Seks dan Revolusi, Membaca Eksistensialisme Sartre

SUKABUMIUPDATE.com - Jean-Paul Sartre yang terlahir di Paris, 21 Juni 1905, dikenal antara lain lewat karya-karya filosofi berjudul Being and Nothingness atau L'Etre et le Neant (1943) dan Existentialism Is a Humanism atau L'existentialisme est un humanisme (1946). Namun ada juga karya menarik lainnya dari Sartre yang mencakup sekaligus dua tema menarik yaitu seks dan revolusi, yang sekaligus menjadi judul karyanya.

Buku ini pada dasarnya adalah sejumlah esai panjang yang merefleksikan visi eksistensialis Jean-Paul Sartre tentang dua tema utama, seksualitas dan revolusi. Dipaparkan di sini bahwa seks tidak hanya bisa dipandang dari satu sisi saja, yakni pemenuhan hasrat seksual. Tetapi, seks adalah juga suatu hal yang harus dijabarkan secara mendetail dengan karakter dan fungsi yang melekat padanya.

Sartre juga memberikan ulasan yang lebih mendalam dan dinamis tentang revolusi-revolusi besar yang muncul pada abad ke-20. Ia mendedahkan keterkaitan antara pengalaman historis kolektif itu dengan kesadaran individual, terutama pada kaum libertarian penganut doktrin kebebasan yang selalu kritis. Di samping itu, esai-esai tentang revolusi ini pun menyaran pada suatu bayangan ke depan, yakni peristiwa-peristiwa besar yang menyusul kemudian.

Jean-Paul Sartre (1905-1980) merupakan seorang filsuf dan penulis Prancis. Dialah yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme. Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (l'existence precede l'essence). Artinya, manusia akan memiliki esensi jika ia telah eksis terlebih dahulu, dan esensinya itu akan muncul ketika manusia mati. Yang menarik dari Sartre, pada tahun 1964 ia diberi Hadiah Nobel Sastra, tapi ia tolak.

Sumber: Suara.com

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI