Sukabumi Update

Cemas akibat Pandemi Corona Pengaruhi Banyak Aspek, Terutama Kesehatan Jiwa

SUKABUMIUPDATE.com - Pandemi global ketiga yang disebabkan oleh virus corona baru membuat sebagian besar orang di seluruh dunia cemas.

Dilansir dari suara.com, kecemasan ini membuat masyarakat melakukan panic buying, yakni membeli benda yang menurut mereka dalam melindungi diri dari virus serta mengambil berbagai tindakan yang dirasa dapat mencegah infeksi Covid-19.

Menurut dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Klinik Psikosomatik Rumah Sakit OMNI Alam Sutera, dr. Andri, SpKJ, pandemi seperti ini memang dapat memengaruhi individu dan masyarakat di berbagai tingkatan serta dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan jiwa.

"Individu yang telah mengalami gangguan jiwa seperti gangguan cemas dan gangguan depresi kemungkinan sangat rentan terhadap efek dari kepanikan dan ancaman yang meluas terkait virus corona baru ini," tulisnya dalam sebuah artikel yang dimuat di laman Psikosomatik, terbit pada Senin (2/3/2020).

Ia menambahkan, penyakit kronis atau menahun, termasuk penyakit menular kronis seperti tuberculosis (TBC) dan human immunodeficiency virus (HIV) dikaitkan dengan kemungkinan mengalami tingkat gangguan mental lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.

Penelitian menunjukkan tingkat depresi umumnya akan meningkat setelah kondisi medis fisik berlangsung dalam waktu lama.

"Efek dari virus corona pada kesehatan mental belum diteliti secara sistematis, namun diperkirakan bahwa Covid-19 akan memiliki efek pada kesehatan jiwa yang besar terutama berdasarkan reaksi publik saat ini," tambahnya.

Stres dan kecemasan ini pun dapat membuat masyarakat mengalami gajala psikosomatik, seperti tiba-tiba tenggorokan gatal, nyeri, hingga tubuh tidak enak.

"Biasanya orang akan mengalami gejala psikosomatik ketika badannya telah mengalami kelebihan beban. Jadi kalau sudah stres berlebihan akan mengalami gejala psikosomatik seperti jantung berdebar, napas pendek, keluar keringat dingin," lanjutnya.

Gejala ini berkaitan dengan penurunan tahan tubuh. Semakin baik daya tahan tubuh seseorang terhadap stres, maka akan jauh lebih baik, kata Andri.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh spesialis dari Pennsylvania State University pun menunjukkan suasana hati yang negatif dapat mengubah cara fungsi respon imun dan berkaitan dengan peningkatan risiko peradangan.

Dikutip dari Medical News Today, peneliti memperhatikan, orang yang mengalami suasana hati negatif dalam beberapa kali per hari untuk waktu lama cenderung memiliki tingkat peradangan biomarker yang lebih tinggi dalam darah mereka.

 

Sumber : suara.com

Editor : Muhammad Gumilang Gumilang

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI