Sukabumi Update

Siap-siap, Gunung Gede, Pangarango, Hingga Semeru Bakal Dibuka Kembali

Ilustrasi Gunung Semeru.

SUKABUMIUPDATE.com - Di masa new normal meski temuan kasus Covid-19 Indonesia belum melandai, tidak mengurungkan niat pemerintah untuk kembali membuka beberapa obyek wisata alam, setelah 3 bulan ditutup.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI akan kembali membuka Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Bromo, Rinjani, hingga Semeru.

"Beberapa taman nasional, misalnya yang tadi yang saya sebutkan kita akan buka seperti misalnya Gunung Gede Pangrango, Bromo, Tengger Semeru atau misalnya Rinjani," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam konferensi persnya di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (22/6/2020).

Deretan tempat wisata alam ini, satu dari 29 lokasi yang akan dibuka kembali, ada di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan dan Bali.

Meski ada di beberapa daerah yang masih dipantau dan disoroti terkait perkembangan kasus Covid-19 yang terbilang tinggi.

"Bali, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan sedang terus kami ikuti dan diproyeksikan. Sedapat-dapatnya juga bisa dibuka tergantung dari ketentuan dan protokol dari gugus tugas," ujar Siti Nurbaya.

Ia mengatakan pembukaan wisata alam ini diiringi dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat, dan mutlak harus dijalankan.

Protokol kesehatan yang harus dijalankan juga tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/Menkes 382/2020.

"Setelah pengumuman ini, dan sudah ada pedoman dari Menteri Kesehatan dan Menteri Pariwisata. Kami segera menuliskan memberikan perintah kepada seluruh jajaran Kementerian LHK yang sudah bisa mendukung, menurut ketentuan-ketentuan protokol itu bisa di lakukan," imbuhnya.

Setelah dibuka Siti Nurbaya mengatakan, beberapa lokasi wisata alam juga akan tetap mengikuti jadwal peristirahatan atau penutupan yang sudah ditetapkan KLHK.

"Taman-taman nasional ini selama sepanjang tahun itu diistirahatkan, jadi ada yang 1 bulan, ada yang 2 bulan. Jadi tergantung, dimana setiap kawasan konservasi ini ada keunikannya sendiri. Oleh karena itu dalam selama peristiwa dia ditutup kita terus ikuti aktivitas." tutupnya.

sumber: suara.com

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI