Sukabumi Update

Sekolah Mulai Tatap Muka? Siapkan 3 Tips Ini Untuk Hilangkan Cemas Anak

SUKABUMIUPDATE.com - Membantu anak-anak beralih kembali ke rutinitas sekolah tidaklah mudah setelah sekian lama mereka belajar di rumah. Dilansir dari Tempo.co, akibat pandemi ini, anak-anak akan terpengaruh, sama seperti mereka juga terkena dampak perang dan bencana alam di masa lalu.

Jadi, apa cara terbaik untuk menangani kembalinya anak-anak ke sekolah? Dikutip dari Psychology Today, Senin 24 Agustus 2020, orang tua harus optimis bahwa anak-anak dapat kembali ke sekolah dengan selamat dan menyesuaikan diri dengan masker, pengetahuan tentang social distancing dan cuci tangan.

Selain itu ada juga 3 kiat penting yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi rasa cemas anak.

Optimisme

Kita terinspirasi untuk merasa optimis ketika dunia kita memberi kita kepastian bahwa masa depan akan baik. Anak-anak kita membutuhkan rutinitas sekolah jika mereka ingin merasa dunia mereka dapat diprediksi dan aman. Kembali ke rutinitas kehadiran di sekolah dengan harapan waktu tidur dan pekerjaan rumah yang teratur bisa menenangkan anak-anak. Hal itu menggantikan kekacauan dan stres yang mungkin dialami anak dalam beberapa bulan terakhir.

Orang yang optimis lebih cenderung membangun hubungan. Mereka tidak terlalu cemas. Mereka merasa lebih percaya diri. Itu adalah sifat-sifat yang dibutuhkan anak yang dapat dibangun. Caranya dengan mendorong mereka untuk pergi ke sekolah dan meluangkan sedikit waktu setiap hari untuk mengungkapkan rasa syukur atas apa yang berjalan dengan baik. Ketika anak-anak mengalami hidup yang hari ini lebih baik daripada kemarin, mereka lebih cenderung melawan kecemasan dan depresi.

Buka Komunikasi

Bicaralah dengan anak-anak tentang kematian. Pastikan mereka memahami sebaik mungkin bahwa semua tindakan pencegahan ini ada untuk membantu orang yang lebih tua atau mereka yang sakit tetap hidup. Buat anak-anak merasa bahwa mereka adalah bagian dari tujuan kolektif. Kami tahu bahwa anak-anak lebih tahan terhadap stres ketika mereka merasa ketidaknyamanan dan penderitaan mereka berkontribusi. Komunikasi terbuka juga berarti memberi tahu anak-anak bahwa kita orang dewasa sedang stres.

Tidak ada yang salah, dengan berbagi dengan anak-anak kita beberapa dari perjuangan orang tua. Apakah itu masalah keuangan atau tantangan bekerja dari rumah. Semakin banyak berbagi rasa dengan anak, akan memudahkan buah hati berbicara tentang pengalaman aneh mereka saat kembali ke sekolah. Hal itu juga semakin membuat mereka merasa terhubung dengan orang lain dalam keluarga dan komunitas mereka. hal itu tentu saja mengurangi kecemasan mereka.

Peluang

Anak-anak kita mungkin tidak memiliki akses ke kegiatan olahraga dan pelajaran musik mereka, tetapi mereka masih membutuhkan kesempatan untuk membuat keputusan dan bersinar. Merupakan tanggung jawab orang tua untuk menyediakan cara yang sesuai dengan usia mereka untuk mendapatkan hal-hal yang mereka butuhkan, mulai dari berbagi bakat hingga menjaga hubungan.

Ketiga strategi ini dapat membantu membendung gelombang kecemasan yang dialami banyak anak. Kita mungkin juga ingin mengakui bahwa tidak semua anak ingin kembali ke sekolah. Maklum, bagi banyak anak, waktu di rumah merupakan pengalaman yang luar biasa, dengan stres yang jauh lebih sedikit secara akademis dan sosial.

Mereka menikmati memiliki lebih banyak waktu dengan orang tua dan saudara kandung dan rutinitas yang lebih lembut daripada mengikuti begitu banyak rutinitas mingguan anak yang terlalu terprogram.

sumber: tempo.co

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI