Sukabumi Update

Gerhana Cincin Matahari

Oleh : Andy Rachmadan

(Fungsional Ahli Pertama Pos Observatori Geofisika BMKG Palabuhanratu Sukabumi)

Gerhana matahari adalah sebuah peristiwa terhalangnya cahaya matahari ke bumi akibat tertutup oleh bulan. Dengan kata lain gerhana matahari terjadi ketika matahari bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Biasanya peristiwa ini terjadi di beberapa tempat saja dan dalam waktu yang relative singkat. Peristiwa ini dapat diprediksi dengan tingkat akurasi yang tinggi.

BMKG memprediksi pada tahun 2019 akan terjadi beberapa kali gerhana Matahari, yaitu (1) Gerhana Matahari Sebagian (GMS) pada tanggal 5-6 Januari, akan tetapi tidak dapat diamati di wilayah Indonesia. (2) Gerhana Matahari Total (GMT) pada tanggal 2 Juli 2019, peristiwa ini juga tidak dapat diamati di wilayah Indonesia, dan (3) Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada tanggal 26 Desember 2019, peristiwa ini dapat diamati di Indonesia.

Gerhana Matahari Gerhana Matahari Cincin terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tepat segaris dan pada saat itu piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari. Akibatnya, saat puncak gerhana, Matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Peristiwa GMC menghasilkan dua jenis bayangan, yaitu Antumbra dan Penumbra. Wilayah yang terlewari bayangan Antumbra akan melihat gerhana matahari cincin, sementara untuk wilayah yang terkena Penumbra akan teramatai Gerhana Matahari Sebagian.

Jalur cincin gerhana ini akan melewati 25 pusat kota dan kabupaten di 7 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur. Adapun pengamat di daerah lainnya akan mengamati GMC 26 Desember 2019 berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitudo gerhana tertentu.

Pada Gambar berikut ditampilkan peta magnitudo Gerhana Matahari Cincin 26 Desember 2019 yang teramati dari Jawa Barat. Gerhana yang teramati dari Jawa Barat berupa Gerhana Matahari Sebagian dengan magnitude gerhana (perbandingan antara diameter Matahari yang tergerhanai oleh Bulan saat puncak gerhana terjadi dan diameter Matahari keseluruhan) terentang antara 0,784 di Bekasi hingga 0,739 di Parigi. Wilayah Sukabumi gerhana matahari sebagian akan dimulai pada 10.44 WIB dan berakhir pada 14.22 WIB dengan puncak gerhana pada pukul 12.36 WIB. Secara umum, gerhana di Jawa Barat akan dimulai pada pukul 10.46 WIB, puncak gerhana terjadi pada pukul 12.39 WIB, dan gerhana akan berakhir pada pukul 14.24 WIB. Durasi gerhana yang teramati di Jawa Barat rata-rata adalah 3 jam 38 menit. 

Masyarakat dihimbau untuk tidak mengamati Gerhana Matahari dengan mata tanpa menggunakan pelapis cahaya. Dan jangan menggunakan kacamata hitam biasa, film foto, film rontgen atau alat optic apapun tanpa filter Matahari. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada mata bahkan kebutaan. Jadi gunakanlah kacamata yang menggunakan filter khusus untuk melihat matahari.

Editor : Muhammad Gumilang Gumilang

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI