Sukabumi Update

Dari Kamera ke Cangkul, Kisah Petani Milenial di Sukabumi Saat Harga Cabai Mahal

SUKABUMIUPDATE.com - Awalnya menjadi petani tidak masuk hitungan dalam daftar mimpi Panji Saputra. Pemuda kelahiran tahun 1991 ini bermimpi jadi filmmaker sukses, atau minimal hidup dari kamera bukan dari cangkul yang sekarang dilakoninya sebagai petani milenial cabai di Perbawati Kabupaten Sukabumi.

Tentu jalan hidup sulit ditebak, Panji hanya berusaha sekuat tenaga dengan apapun yang dijalani. Hasilnya sarjana jebolan ilmu komunikasi ini jadi petani sukses di kawasan sentra hortikultura, di Kampung Baru Desa Perbawati Kecamatan/Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Alhamdulillah, dengan harga saat ini. Sekali panen bagus bisa kantongi uang Rp 40 juta," imbuh Panji kepada sukabumiupdate.com, Jumat 1 Juli 2022.

Dimulai tahun 2019 silam, ia memutuskan untuk mencoba menjadi petani hortikultura, berbekal sedikit pemahaman dari sanak keluarga dan tetangga, serta tutorial yang didapat dari media sosial.

photoCabai Rawit di lahan petani milenial Sukabumi, Panji Saputra - (HARI/SULTAN)</span

"Mencoba hal yang baru. Saya otodidak karena basic keilmuan sih dari fakultas ilmu komunikasi. Saya melihat ada peluang di pertanian, selain punya lahan, profesi ini juga kesannya banyak ditinggalkan generasi muda sekarang ini," ungkap pria bergelar S.ikom ini.

Tentu Panji tidak meninggalkan begitu saja ilmu komunikasi yang dipelajarinya dibangku kuliah. Namun saat ini kamera dan kegemarannya mendokumentasi serta merangkai gambar dan video hanya sekedar hobi saja, profesinya utamanya petani.

Baca Juga :

“Kalau dibilang jadi petani karena uang menurut saya agak kurang cocok. Harga barang di dunia pertanian itu gak stabil, kadang menguntungkan, kadang juga merugikan.” lanjut Panji.

Ketekunan membuatnya tahan banting, kini Panji punya kebun dengan total luas 1,5 hektar. “Untuk hasil panen saat ini sih masih kurang maksimal ya, karena faktor alam juga. Terakhir kita Cuma dapet 50 kg, kalo lagi bagus atau maksimal hasil panennya bisa 2 kuintal sekali petik, kita biasa 4 sampai 5 kali petik perbulan,” pungkasnya.

REPORTER: PKL (SULTAN/HARI)

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI