Sukabumi Update

6 Tips Wawancara Kerja Agar PD Menjawab Pertanyaan HRD, Pakai Baju Warna Apa?

Ilustrasi. Bahasa tubuh saat wawancara kerja. | Tips Wawancara Kerja Agar Lancar Menjawab Pertanyaan HRD untuk Jobseeker (Sumber : Freepik.com)

SUKABUMIUPDATE.com - Wawancara kerja adalah salah satu tahapan seleksi karyawan yang hasilnya sulit diprediksi. Meski begitu, jobseeker bisa menerapkan tips wawancara kerja berikut agar bisa menjawab pertanyaan HRD dengan tepat.

Ya, tips wawancara kerja sangat penting diketahui sebelum seseorang mengikuti tahapan interview.

Calon karyawan tidak hanya dituntut sehat secara fisik tetapi juga secara mental. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?

Banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya adalah promosikan diri sesempurna mungkin tanpa menyombongkan diri berlebihan. Buktikan bahwa kamu adalah kandidat yang tepat!

1. Jangan Lupa Sarapan

Sarapan adalah tenaga awal dan baru yang harus dipenuhi sehari-hari. Bahkan, juga sebagai asupan penting sebelum menghadapi wawancara kerja, sehingga konsentrasi bisa terjaga baik. 

Jika kamu tidak terbiasa sarapan pagi karena perut akan mual, maka berilah alternatif tubuh untuk mengonsumsi makanan ringan. 

Pilihannya adalah olahan gandum dan susu. Seperti roti, sereal, susu hangat, atau juga teh dan bubur ayam. Melupakan sarapan hanya membuat perut keroncongan sehingga wawancara kerja terasa sangat berat.

2. Ucapkan Terima Kasih

Ucapan terima kasih adalah salah sati wujud bersyukur telah diberi kesempatan emas oleh HRD untuk menuju 'gerbang kabar baik' bergabung di tempat kerja impian. Mengucapkan terima kasih sebelum dan sesudah wawancara dilakukan sangat disarankan. 

jika melakukan wawancara daring, maka berpamitan dengan berjabat tangan disertai ucapan terima kasih dan senyuman hangat juga perlu dilakukan.

3. Memahami Perusahaan dan Posisi yang Dilamar

Tips wawancara kerja agar tepat menjawab pertanyaan HRD, selanjutnya adalah melakukan riset sedalam-dalamnya tentang profil perusahaan dan posisi yang dilamar.

Kamu juga dapat melakukan perbandingan dengan kompetitornya. 

Dengan mengetahui lebih jelas hal yang demikian itu akan membuat dirimu terkesan sangat siap untuk menjadi tim di perusahaan yang HRD lakoni. Nilai unggul Anda di mata HRD juga akan meningkat.

4. Sesuaikan Jawaban dengan Usia Pewawancara

Banyak cara untuk mengetahui berapa usia pewawancara sebelum kegiatan ini dilakukan. Intiplah akun sosial media mereka seperti LinkedIn jika kamu sudah diberitahu siapa saja nama lengkap pewawancara.

Setiap dari mereka memiliki 'sensasi' komunikasi, informasi, dan ideal lainnya dari kandidat kerja yang berbeda berdasarkan usia generasi kelahiran pewawancara.

Baca Juga: 13 Gejala Sindrom Asperger, Disabilitas Cerdas yang Minim Interaksi Sosial

Misalnya, pewawancara dari generasi Y pada usia 20-30 tahun cenderung mudah. Sehingga lebih menyukai hal-hal visual dan ringkas, tetapi mudah dimengerti. 

Mereka juga menyukai kandidat yang mampu multitasking. Pada generasi X di usia 30-50 tahun, mereka adalah pewawancara yang menyukai kreativitas dan work life balance. Tidak tertinggal pula yang sudah berumur lanjut. 

Pewawancara dari generasi Baby Boomer usia antara 50-70 tahun lebih menonjolkan pada sifat keuletan dan prestasi apa yang telah dicapai.

Terakhir, pewawancara dari silent generation usia senja 70-90 tahun akan mempertimbangkan bagaimana  loyalitas dan komitmen kamu di pekerjaan atau kegiatan perkuliahan sebelumnya.

5. Latihan Menjawab Pertanyaan Wawancara Sendiri

Berlatih menjawab pertanyaan wawancara sendiri di depan cermin adalah cara terbaik mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dari HRD. Pertanyaan-pertanyaan yang paling umum dilontarkan antara lain, alasan melamar kerja di tempat dan posisi tersebut, identitas, dan apakah kamu siap berkomitmen seperti merantau untuk WFO.

Kamu juga perlu mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan yang tidak nyaman seperti diwajibkan untuk tidak menikah selama beberapa tahun setelah diterima kerja, ditempatkan di daerah yang mungkin kurang nyaman, dan lainnya. 

6. Pertimbangkan Warna Baju yang Dipakai 

Selain mempersiapkan hal-hal intelektual, persiapan secara fisik seperti penampilan pun tidak boleh diabaikan. Pasalnya, penampilan dirimu adalah kesan pertama yang harus menyegarkan mata. Cukup dengan kerapian dan warna baju yang dipakai. Beberapa survei tentang ini pun serius dilakukan.

Baca Juga: Bu Siti Poliandri Pingsan Usai 2 Suami Mudanya Minum Kopi Ki Bungsu Kawangi?

  • Pertama, kamu direkomendasikan memakai baju kemeja biru. Kesannya, kamu adalah orang yang mampu bekerja dan mudah beradaptasi dengan tim.
  • Kedua, baju hitam membuat kamu berwibawa layaknya seorang pemimpin.
  • Ketiga, abu-abu yang dipakai membuat personal diri didominasi kelogisan. Warna-warna lain seperti oren dinilai jangan digunakan karena ketidakprofesionalan akan tampak. Sementara itu, merah mengesankan proaktif, cokelat dapat diandalkan, hingga putih mengesankan pribadi yang sistematik.

SUMBER: TEMPO.CO | ALFI MUNA SYARIFAH

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT