SUKABUMIUPDATE.com - Petani di Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, terbantu dengan adanya pengolahan minyak atsiri. Minyak dari tumbuhan herbal dan aromatik ini banyak dimanfaatkan untuk kesehatan dan parfum. Saat ini petani masih mengandalkan bahan baku dari alam seperti tanaman nampu atau cariang yang belum dibudidayakan secara luas.
Pirdi (34 tahun), petani asal Kampung Cikontrang, Desa Citamiang, Kecamatan Purabaya, mengungkapkan pengolahan minyak atsiri menjadi alternatif sumber ekonomi masyarakat. "Setiap hari rata-rata kami bisa mengumpulkan lebih dari 100 kilogram bahan baku, yang dihargai Rp 1.000 per kilogram. Ini jadi pemasukan tambahan, selain bertani padi atau palawija, untuk mencukupi kebutuhan," kata dia kepada sukabumiupdate.com, Kamis (23/1/2025).
"Selama ini kami mencari (nampu atau cariang) di sekeliling hutan yang ada di sekitar Desa Citamiang. Alhamdulillah kebutuhan sehari-hari bisa tertutup," lanjut Pirdi.
Baca Juga: Kolaborasi Petani Jampang Manggung, Angkat Potensi Tanaman Aromatik dan Minyak Atsiri di Sukabumi
Ketua Paguyuban Petani Jampang Manggung Purabaya, Andri Keling (41 tahun), menjelaskan bahwa dari satu ton bahan baku yang diolah, dapat menghasilkan sekitar empat hingga lima kilogram minyak atsiri. Produk ini kemudian dijual, salah satunya ke luar kota. Melihat potensi yang besar, paguyuban berencana mulai membudidayakan tanaman penghasil minyak atsiri.
"Kami ingin membudidayakan tanaman seperti nilam, sereh wangi, dan nampu, atas nama paguyuban. Dengan begitu, petani bisa lebih sejahtera dan ke depannya dapat mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis minyak atsiri," ujar dia.
"Proses pengolahan minyak atsiri dilakukan dengan metode panen, pencacahan, pengeringan, dan distilasi menggunakan mesin penyulingan. Dengan adanya rencana budi daya, diharapkan produksi minyak atsiri di Purabaya bisa lebih optimal dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi para petani," kata Andri.
Editor : Oksa Bachtiar Camsyah