Sukabumi Update

Profil Lula da Silva, Dulu Tukang Semir Sepatu Kini Jadi Presiden Brasil

SUKABUMIUPDATE.com - Lula da Silva terpilih menjadi Presiden Brasil mengalahkan Petahana Jair Bolsonaro. 

Lula da Silva menang tipis dalam pemungutan suara putaran kedua yang berlangsung ketat pada hari Minggu, 30 Oktober 2022. 

Kemenangan Lula da Silva itu mewakili kembalinya sayap kiri untuk berkuasa di Brasil. Hal ini menandai perubahan mendadak bagi negara terbesar di Amerika Latin itu setelah empat tahun pemerintahan sayap kanan Jair Bolsonaro.

Pemungutan suara juga menyimpulkan kembalinya politisi Lula da Silva setelah serangkaian tuduhan korupsi menyebabkannya dipenjara. Hukuman itu kemudian dibatalkan, membuka jalannya untuk mencalonkan diri kembali.

Lula menang tipis dengan kurang dari 2 persen suara lebih banyak dari Bolsonaro. Meski selisihnya tipis, pemilu itu dianggap menentukan karena kedua pemimpin tersebut memiliki visi yang sangat berbeda untuk negara. 

Dan inilah profil Lula da Silva, Presiden Brasil baru yang melansir dari Tempo.co

Perjalanan Hidup Lula Da Silva

Nama lengkap Lula adalah Luiz Inacio Lula da Silva. Lula mendapatkan 50,9 persen suara, melawan Jair Bolsonaro yang mendapatkan 49,1 persen suara. 

Lula lahir pada 27 Oktober 1945, di Garanhuns, Brasil. Ibunya adalah seorang penjahit dan ayahnya adalah seorang buruh tani. 

Dia tidak belajar membaca sampai usia 10. Di kelas lima sekolah dasar, dia meninggalkan bangku sekolah untuk bekerja penuh waktu. 

Dia terlibat dalam politik karena kurangnya perwakilan politik dari kelas pekerja. Ini akan menjadi masa jabatan presiden ketiga pria berusia 77 tahun, setelah sebelumnya memerintah Brasil selama dua periode berturut-turut antara 2003 dan 2010.

Semasa kecil, Lula pernah bekerja sebagai tukang semir sepatu, pedagang kaki lima, dan pekerja pabrik, menurut Britannica Encyclopaedia . 

Lula bekerja di sebuah pabrik sampai tahun 1972. Dia lalu meninggalkan pekerjaannya untuk terjun ke politik serikat pekerja penuh waktu. 

Dia terpilih sebagai Presiden Serikat Pekerja Logam pada 1975. Dalam kapasitas ini, dia menentang kebijakan ekonomi rezim militer Brasil saat itu dan mengkampanyekan hak-hak pekerja.

"Jabatannya (Presiden Serikat) membawa perhatian nasional saat ia meluncurkan gerakan kenaikan upah yang bertentangan dengan kebijakan ekonomi rezim militer. Kampanye tersebut disorot oleh serangkaian pemogokan dari tahun 1978 hingga 1980 dan memuncak dalam penangkapan dan dakwaan Lula atas pelanggaran hukum Keamanan Nasional," kata Britannica . 

Lula mendirikan Partai Buruh dan pertama kali mencalonkan diri untuk jabatan politik di 1982. Lula adalah Presiden Brasil pertama yang berasal dari latar belakang pekerja. Dia juga orang pertama yang tidak mengenyam pendidikan formal tinggi. 

Perjalanan Politik Lula da Silva

Lula gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada 1989, 1994, dan 1998. Dia akhirnya menjadi presiden pada 2003 dengan memperoleh 61,3 persen suara saat itu.

Latar belakang Lula pada awalnya membuat sejumlah elit negara itu, gelisah, tetapi juga menarik bagi banyak orang. 

"Bahasa Portugisnya yang kasar, kurangnya pendidikan formal, dan platform sosialis dari Partai Buruh yang diwakilinya membuat banyak orang ketakutan di kalangan elit, sementara karisma dan latar belakangnya yang sederhana membuatnya disukai banyak orang di kalangan kelas bawah dan menengah," tulis biografi di situs web Brown University .

Sebelum pemerintahan pertamannya, Lula memimpin upaya nasional untuk mendukung pemilihan langsung presiden, mengorganisir demonstrasi massa di ibu kota negara bagian pada 1983-1984, menurut Britannica. 

Pada tahun 2002, Lula sedikit memperluas dukungan untuk bisnis.  "Dalam pemilihan presiden 2002, ia mengadopsi platform yang lebih pragmatis. Meskipun ia tetap berkomitmen untuk mendorong partisipasi akar rumput dalam proses politik, ia juga merayu para pemimpin bisnis dan berjanji untuk bekerja dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memenuhi target fiskal," catat Britannica

Saat menjadi presiden 2003-2011

Ketika Lula menjadi presiden 2003-2011, ia berhasil membawa Brasil keluar dari kemiskinan dan meningkatkan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. 

Lula melanjutkan program IMF yang dimulai di bawah pendahulunya, namun ia juga memperkenalkan skema baru. Salah satu skema yang diakui secara internasional adalah Programa Bolsa Família (PBF). 

PBF adalah skema transfer tunai bersyarat (CTT) yang memberikan uang tunai kepada keluarga Brasil setelah memenuhi persyaratan tertentu. 

Skema ini terbukti sangat berdampak. Bersama dengan skema Pensiun Sosial, ini menyumbang penurunan 58 persen dalam kemiskinan ekstrem, 30 persen penurunan kemiskinan, dan 41 persen penurunan ketidaksetaraan antara 2004-2014, menurut Bank Dunia. Skema PBF meningkatkan kehadiran remaja di sekolah menjadi 91 persen.

Sementara ada kemajuan sosial dan ekonomi yang terlihat ini, ada juga tuduhan korupsi yang menjatuhkan Lula dan mengganggunya di tahun-tahun berikutnya.

Lula digantikan sebagai Presiden Brasil oleh Kepala Stafnya Dilma Rousseff. Selama masa jabatan kedua Rousseff, sebuah skandal korupsi menyelimuti pemerintahannya, dia dan Partai Buruh Lula, serta Lula sendiri.

Kejatuhan Lula

Tak lama setelah Rousseff terpilih kembali pada tahun 2014, muncul tuduhan bahwa jutaan dolar diberikan kepada pejabat pemerintah dan partai dalam bentuk suap.

Pada 2016, Lula juga dituduh melakukan pencucian uang. Rumahnya digerebek dan dia diinterogasi. Dalam setahun, dia, istrinya, dan enam orang lainnya menghadapi enam kasus korupsi.

Pada 2017, Lula divonis bersalah dan divonis 10 tahun penjara. Dia menghabiskan total 580 hari di penjara.

Lula jatuh saat Jair Bolsonaro bangkit. Bolsonaro adalah pemimpin sayap kanan yang juga dibandingkan dengan Donald Trump. 

Kini, di usia 77 tahun, Lula kembali terpilih sebagai pemimpin Brasil yang baru dengan mengalahkan lawannya, Jair Bolsonaro.

#SHOWRELAATEBERITA

Sumber: Tempo.co | Cnn | Outlook India | Washington Post 

Editor : Reza Nurfadillah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI