Sukabumi Update

Mahdi Maternity Hospital Dibom Israel, 2 Nakes Non Target Senior Tewas

Dua Nakes Non Target Senior yang Tewas Akibat Mahdi Maternity Hospital Dibom Israel | Foto : X (Twitter)/@OsaidesserMD

SUKABUMIUPDATE.com - Konflik Israel Palestina terus menjadi perhatian masyarakat dunia. Pasalnya, korban konflik kemanusiaan itu adalah wanita, anak-anak, hingga rumah sakit.

Terbaru, kata kunci "Mahdi" ikut trending di X (Twitter) pada Minggu (12/11/2023). Hal itu berkaitan dengan konflik yang sedang berlangsung di Gaza mencapai titik terendah baru dengan pemboman Israel terhadap Mahdi Maternity Hospital atau Rumah Sakit Bersalin Mahdi, Gaza Palestina.

Akibat bom Israel di Mahdi Maternity Hospital itu, dua dokter dinyatakan tewas dan banyak pengungsi mengalami cedera, merujuk bnn.network. Insiden di Mahdi Maternity Hospital ini merupakan bagian dari gambaran kekerasan, kehancuran, dan krisis kemanusiaan yang semakin besar dan suram di wilayah Gaza Palestina.

Baca Juga: 8 Ciri Anak Stres Akibat Mental Bermasalah, Bunda Perhatikan Yuk!

Diketahui dari salah satu postingan pengguna X (Twitter) dengan username @OsaidesserMD, dua dokter yang tewas akibat Bom di Mahdi Maternity Hospital Gaza itu adalah Drs Basel dan Raed Mahdi. Mereka adalah konsultan senior obgyn di Rumah Sakit Gaza Palestina.

Sementara itu, akun X (Twitter) lainnya, @ytirawi membagikan kutipan tentang perkataan terakhir Drs Basel, dokter yang tewas akibat Bom di Mahdi Maternity Hospital, Gaza Palestina.

"There are pepole who will die lacking dignity and humanity. We well not forgive anyone" tulis Younis Tirawi/@ytirawi, Minggu (12/11/2023).

Tak hanya Rumah Sakit Bersalin Mahdi, pertempuran sengit dan operasi darat melawan Hamas yang dilakukan pasukan Israel telah membuat kawasan Gaza kacau balau. Rumah sakit, termasuk rumah sakit Al Shifa, adalah pihak yang paling terkena dampak Konflik Israel Palestina, yakni dengan kerusakan infrastruktur dan staf medis yang kewalahan menangani banyaknya korban jiwa.

Baca Juga: 8 Ciri Anak yang Memiliki Masalah Psikologis, Perhatikan Sikapnya!

Perang Palestina dan Israel juga telah mengakibatkan ribuan korban jiwa dan korban luka-luka. Rumah sakit bergulat dengan kepadatan yang berlebihan, kelangkaan sumber daya, dan seringnya melakukan penargetan, sehingga semakin memperparah krisis kemanusiaan di negeri muslim ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, situasi di Gaza tidak dapat dijelaskan. Hal ini merujuk pada beban luar biasa soal dampak fasilitas medis dan penderitaan warga sipil.

Meski begitu, masih merujuk laman bnn.network, tersiar narasi berbeda mengenai target rumah sakit dalam Konflik kemanusiaan Palestina dan Israel. Israel menegaskan bahwa Hamas menggunakan situs sensitif seperti rumah sakit sebagai perisai, sementara warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia menyebut Israel secara sembrono membahayakan warga sipil yang mencari perlindungan.

Narasi itu lantas menimbulkan pertanyaan kritis mengenai kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional, khususnya perlindungan rumah sakit selama peperangan. Bom yang jatuh di fasilitas medis Gaza Palestina telah memicu kemarahan global, meningkatkan seruan untuk gencatan senjata dan perlindungan warga sipil di Gaza.

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Stres Mental Pada Anak, Si Kecil Mengalaminya?

Konflik Palestina dan Israel telah memicu eksodus massal, dengan puluhan ribu orang melarikan diri dari perang untuk mendapatkan perlindungan di Gaza selatan. Eksodus adalah tindakan meninggalkan tempat asal oleh penduduk secara besar-besaran, yang dalam hal Warga Palestina.

Eksodus warga Palestina dikabarkan menambah tanggungan sumber daya dan infrastruktur, sehingga rumah sakit harus berjuang untuk mengatasi masuknya pengungsi. Situasi di Gaza Palestina yang menarik perhatian global ini membuat para pemimpin dan organisasi mendesak agar kekerasan segera diakhiri, disertai dengan advokasi perlindungan warga sipil.

Konflik dan krisis kemanusiaan Palestina dan Israel nampak dari banyaknya rumah sakit yang menjadi sasaran, korban jiwa hingga pengungsian massal warga sipil.

Sumber: bnn.network

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT