SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah video berisi curahan hati seorang tenaga kerja wanita (TKW) bernama Lanti asal Kota Sukabumi yang tengah sakit di Shanghai, Cina, viral di media sosial.
Perempuan berusia 46 tahun ini dari Jalan Pemuda I Gang Sumber Jaya RT 03/07, Kelurahan Citamiang, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi memohon bantuan agar bisa segera dipulangkan ke kampung halamannya, untuk menjalani pengobatan.
Dalam rekaman video yang beredar, korban terlihat terbaring dan berbicara dengan suara lemah sambil menahan rasa sakit. Ia mengaku sudah tidak sanggup bertahan karena kondisi tubuhnya yang semakin memburuk.
Baca Juga: Cisande dan Cicantayan, Dua Desa Unggulan di Sukabumi dalam Program Gelari Pelangi
“Pak Dedi tolongin saya, saya TKW yang ada di Cina, lagi sakit, mau pulang ke Indonesia mau berobat di sini tidak punya biaya, saya udah nggak kuat pak Dedi, badan semuanya udah bengkak, saya punya penyakit komplikasi dari jantung, lambung, sampe gejala TBC,” ujarnya berharap bantuan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Ia menyebut pembengkakan terjadi hampir di seluruh tubuhnya, terutama di bagian perut hingga kaki, yang membuatnya kesulitan berjalan dan beraktivitas. Dalam video itu pula, ia berulang kali menyampaikan harapannya untuk bisa segera kembali ke Indonesia.
“Saya kepingin cepet pulang pak Dedi, tolongin saya, pengen pulang,” katanya sambil terisak.
Baca Juga: Pintu Heritage Copot, Gerbong Senggol Peron: KA Jaka Lalana Gagal Luncur 14 Desember 2025
Kondisi tersebut dibenarkan oleh kakak korban, Isop (55). Ia mengungkapkan adiknya mulai mengeluhkan sakit sejak pertengahan tahun 2025, dengan gejala awal berupa benjolan kecil di bagian perut.
“Dulunya dia ngabarin ibu teteh aku sakit ada benjolan di perut baru kecil belum besar. Kata ibu udah aja pulang, kata dia belum ada uangnya mau pulang gimana,” ujar isop saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumahnya, Minggu (14/12/2025).
Menurut Isop, korban tetap bekerja meski kondisinya terus memburuk hingga akhirnya komunikasi sempat terputus. “Dia terus kerja lagi yang nyuruh nyuci gitu. Dari situ ga ada kabar lagi bulan Juli. Perut aku cenah membesar ini sakit, jadi langsung membesar gimana. Aku mau pulang, kalau mau pulang bikin surat-surat harus ada uang 50 juta tapi aku dari mana,” lanjutnya.
Baca Juga: Edwin Do, Pelukis Sukabumi Lelang Karya untuk Korban Bencana
Isop menjelaskan, adiknya berangkat ke luar negeri sejak 2019 demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan membiayai anak semata wayangnya. “Keuangan. Punya anak untuk membiayai anak satu. Kan di sini uangnya terbatas di Indonesia. Cari ke situ yang agak lumayan tapi nyatanya gini nasibnya,” katanya.
Ia menambahkan, selama bekerja di luar negeri, korban masih rutin mengirimkan uang untuk anaknya yang kini duduk di kelas II SMA, sekaligus santri tahfidz Al-Qur’an. Namun hingga kini, korban belum pernah bertemu kembali dengan anaknya sejak berangkat ke luar negeri.
“Harapan ibu mah ada yang bisa memulangkan dia secepatnya karena ibu udah lama ga ketemu, kasihan anaknya berangkatnya lagi kecil sekarang udah gede,” ucap Isop.
Baca Juga: KDM Yakin Pajak dan Obligasi Daerah Jadi Kunci Pertumbuhan Pembangunan Jabar
Tanggapan Pemda
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Sukabumi, Endang Toib, menyatakan pihaknya telah menerima laporan terkait video viral tersebut dan langsung melakukan koordinasi dengan keluarga korban. Ia mengatakan langkah awal yang dilakukan adalah menelusuri proses keberangkatan korban ke luar negeri.
Endang menyebut pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan BP2MI untuk menindaklanjuti permohonan penanganan dan pemulangan korban dari Cina. “Insyaallah akan segera berkoordinasi dengan pihak BP2MI kemudian ditindaklanjuti dengan mengajukan permohonan atas nama ibu Lanti untuk segera penanganan di negara Cina itu,” katanya.
Terkait dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO), Endang menegaskan pihaknya masih melakukan pendalaman. “Belum dipastikan apakah ini TPPO atau bukan karena belum sepenuhnya dikatakan ini TPPO atau bukan, saya akan mendalami mengkaji dulu,” ucapnya.
Baca Juga: 62 Tim dan 744 Pemain Usia Dini Berlaga di Turnamen SSB Putra Bojongkokosan
Endang menambahkan, proses pemulangan pekerja migran bermasalah biasanya memakan waktu sekitar dua minggu, tergantung kejelasan alamat dan koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) setempat. “Untuk proses pemulangan biasanya dua mingguan, nanti dengan kedubes bersama-sama dengan imigrasi dan aparat setempat menjemputnya, mudah-mudahan secepatnya,” pungkasnya.
Editor : Fitriansyah