Sukabumi Update

Amerika Serikat Diambang Perang Saudara

SUKABUMIUPDATE.com - Amerika Serikat di ambang perang saudara.Ini peringatan yang disampaikan mantan Sekretaris di Kementerian Pertahanan Jerman, Willy Wimmer.

Wimmer yang juga sekutu dekat Kanselir Jerman, Angela Merkel menjelaskan,  perang saudara di AS akan terjadi mengingat para elit di Washington tengah berjuang keras untuk melengserkan Trump sebagai presiden AS.

Menurut Wimmer, kelompok elit ini tengah meluncurkan kampanye kotor menentang Trump hanya beberapa hari sebelum pelantikannya sebagai presiden AS.

Selain itu, orang-orang Demokrat dan anti-Trump di partai Republik semakin membangun jaringan untuk menolak Trump dengan mengaitkan hubungan dekat Trump dengan Rusia.

"Saat anda menyaksikan situasi di Washington, menurut saya mereka tak ingin, mereka yang gagal dalam pemilihan umum, menerima presiden baru yang namanya Trump. Apa yang sedang terjadi sekarang di Washington sepertinya awal menuju perang saudara," kata Wimmer, seperti dikutip dari Express.co.uk, 12 Januari.

Politisi dari partai CDU, partai penyokong Merkel,itu menyebut Senator John McCain sebagai pemimpin dari penolakan terhadap Trump terkait dengan kebijakan luar negerinya khususnya Rusia.

Sementara, menurut Wimmer, semua orang di negara-negara Eropa justru ingin menjalin hubungan baik dengan Rusia saat ini.

"Tidak ada permusuhan antara Rusia dan Eropa. Permusuhan diolah dengan cara yang sangat artifisial dan cara ini sama dengan mengolah permusuhan terhadap Trump yang seperti kita lihat saat ini," kata Wimmer.

"Ketegangan yang terjadi antara Trump, badan intelijen, dan Rusia merupakan hari-hari yang sangat dramatis yang pernah terjadi dalam kehidupan kita," ujarnya.

Sebelumnya, badan intelijen AS mengungkap sejumlah bukti tentang keterlibatan Rusia dalam pemilihan presien AS November lalu untuk memenangkan Trump. Namun Rusia membantahnya.

Belakangan muncul dokumen setebal 35 halaman berisikan bukti-bukti Trump diklaim tak layak jadi presiden. Namun hasil penelusuran media menunjukkan pembuat dokumen adalah mantan intelijen Inggris, MI16 yang bekerja atas permintaan sekelompok politisi AS.

Sumber: Tempo

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI