Sukabumi Update

Pasang Iklan Anak Berjilbab, Teater Canberra Diancam Dibom

SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Teater Canberra terpaksa menarik pernyataannya di media sosial untuk mendukung pemasangan papan iklan dengan gambar anak-anak muslim mengibarkan bendera Australia. Hal itu dilakukan setelah kelompok ekstremis kanan mengancam akan merusak dan membakar gedung itu.

Teater milik pemerintah itu memasang papan iklan besar untuk menyambut Hari Australia (Australia Day) dengan menampilkan gambar dua gadis berjilbab. Teater ini kemudian menyiarkan gambar itu di halaman Facebook-nya awal pekan ini.

Unggahan itu sontak menjadi kontroversial setelah mendapat protes dan kecaman dari banyak penduduknya. Perusahaan Penyiaran Australia (ABC) melaporkan pada 25 Januari 2017 bahwa kelompok ekstremis sayap kanan, Respect Australia, kemudian menyiarkan rincian teater itu secara online.

Kelompok itu mendesak semua anggotanya mengecam pemasangan papan iklan atau billboard tersebut. Tak lama setelah itu, ribuan komentar diterima pihak teater, termasuk pernyataan rasisme dan ancaman bom serta intimidasi untuk membakar papan iklan dan gedung tersebut.

Setelah itu, pihak teater menarik pernyataan tersebut dan semua komentar juga dihapus. Namun pihak teater berkeras untuk terus menampilkan papan iklan tersebut.

Sebelumnya, layar digital signage yang menampilkan berbagai gambar penduduk dari latar suku dan ras berbeda, termasuk gambar dua wanita Islam berhijab, diturunkan dari papan iklan. Ini dilakukan setelah kelompok ekstremis sayap kanan menyiarkannya di media sosial dan mengklaim iklan itu mempengaruhi makna sebenarnya perayaan Hari Australia.

Dalam menanggapi ancaman itu, masyarakat Australia kemudian mengkampanyekan untuk melawan kelompok Respect Australia di media sosial. Kampanye dengan tanda pagar #putthembackup bertujuan mendukung pemasangan kembali papan iklan tersebut.

Pemimpin teater, Andrew Barr, mengumumkan pihaknya mendukung kampanye #putthembackup, selain konsep keragaman budaya dengan menempatkan gambar tersebut pada aset pemerintah.

Sejak 2011, kebanyakan negara di Eropa melarang pemakaian jilbab, termasuk burqa dan niqab, di kalangan penganut Islam. Bahkan Prancis, Belgia, dan Belanda, melarang sama sekali pemakaian burqa, sementara Jerman, Spanyol, Italia, Swiss, dan Denmark mengharamkannya di beberapa tempat. Adapun Estonia dan Albania masih memperdebatkan larangan sepenuhnya pemakaian burqa dan niqab.

Sumber: Tempo

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI