Sukabumi Update

Rusia Pamerkan Pangkalan Militer Terbaru di Antartika

SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Rusia memamerkan pangkalan militer terbarunya di dekat Antartika, yang mampu menampung pesawat tempur nuklir dan sekitar 150 tentara.

Pangkalan militer berbentuk segitiga tersebut, dindingnya dicat dengan warna biru, merah dan putih serupa dengan warna bendera Rusia. Bangunan itu dibangun di daerah terpencil Alexandra Land di Franz Josef Archipelago.

Namun tidak semua fasilitas di dalam pangkalan itu dipamerkan dalam situs resmi Kementerian Pertahanan Rusia. Hanya sebagian kecil interior serta tampak luar saja yang ditunjukan ke publik. Bagian dasar serta fasilitas persenjataan bangunan itu tetap menjadi rahasia.

Seperti dilansir Daily Mail, Selasa 18 April 2017, situs itu merupakan pangkalan militer Rusia di Antartika terbesar yang pernah dibangun setelah jatuhnya Uni Soviet. Pangkalan militer angkatan udara kedua yang dibangun pada era Presiden Vladimir Putin di Antartika itu, dibangun di atas lahan seluas 14 ribu meter persegi.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan bahwa kompleks yang dinamai Nagusky itu terdiri dari lima lantai dan terletak di ujung utara perbatasan Antartika Rusia.

Ia menambahkan bangunan itu mampu menampung 150 tentara yang dapat bertahan dalam kondisi udara di bawah minus 40 derajat celcius selama kurang lebih 18 bulan.

Para pejabat militer mengatakan mereka mungkin juga akan mengerahkan jet militer ke fasilitas tersebut. Termasuk pesawat tempur MiG-31, yang dirancang untuk menembak rudal jarak jauh ataupun pesawat pengebom SU-34.

Menurut Moskow Times, tempat itu juga dilengkapi dengan fasilitas hiburan termasuk bioskop, tenis meja dan meja biliar dan studio seni. Selain itu juga disediakan juga kapel kecil yang terbuat dari kayu.

Di bawah Presiden Vladimir Putin, Moskow gencar membuka kembali pangkalan militer Uni Soviet yang ditinggalkan di pulau-pulau terpencil sekitar Antartika dan memperbaharui fasilitas tersebut selain mengklaim hampir setengah juta mil persegi dari wilayah Kutub Utara sebagai kedaulatannya.

Awal tahun ini Moskow dilaporkan mulai membangun fasilitas militer yang dilengkapi persenjataan nuklir guna bersaing dengan rival utama di wilayah kutub termasuk Kanada, Amerika Serikat, dan Norwegia serta pendatang baru, Cina.

Pembangunan pos-pos militer itu disinyalir sebagai langkah untuk bisa menguasai sumber daya alam, terutama minyak dan gas yang terkandung di Kutub Utara yang dipercaya mencapai miliaran barel. Cadangan itu jauh lebih besar dari pada yang terkandung di Timur Tengah dengan perkiraan bernilai sekitar 23 triliun pound sterling atau Rp 390.000 triliun.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat mencatat bahwa memperkirakan Kutub Utara memiliki cadangan minyak dan gas setara dengan 412 miliar barel, sekitar 22 persen dari minyak yang belum ditemukan di dunia.

Sumber: Tempo

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI