Sukabumi Update

Pria Lajang Ini Dijuluki Ayah Super Mengadopsi 5 Anak Difabel

SUKABUMIUPDATE.com - Pria lajang ini dijuluki ayah super oleh sanak keluarga dan sahabat-sahabatnya karena mengadopsi 5 anak difabel dan merawat mereka sendirian.

Ben Carpenter, 35 tahun, warga Inggris yang tinggal di Huddersfield, West Yorkshire, menuturkan, awalnya ia terpanggil mengadopsi satu anak difabel untuk dirawat seperti anak kandungnya sendiri. Saat itu, usia Carpenter baru 21 tahun.

"Pada usia 21 tahun aku tahu aku ingin menjadi ayah sesegera mungkin, aku mungkin masih muda tapi aku selalu berpikir dewasa," kata Carpenter memperingati Hari Ayah seperti dikutip dari laporan Daily Mail, 14 Juni 2019.

Dalam 10 tahun terakhir, Carpenter sudah memiliki 5 anak difable dengan beragam penyakit yang mereka derita.

Si bungsu, Noah, berusia satu tahun menderita masalah genetik yang dikenal sebagai sindrom Cornelia de Lange.

Empat anak lainnya, tertua bernama Jack usia 11 tahun menderita autis, Ruby usia 8 tahun menderita sindrom Pierre Robin dan terbatas menggunakan lengannya karena tidak ada tulang lengan, Lily 6 tahun seorang tuli, dan Joseph 3 tahun penderita Down Syndrome.

Profesinya dulu sebagai guru sekolah bagi anak-aanak dan orang dewasa difabel boleh jadi sebagai pendorong Carpenter menjadi seorang ayah bagi anak-anak difabel.

"Karena sebelumnya bekerja dengan anak-anak dan orang dewasa difabel, saya jadi tahu itu bahwa hak saya untuk mengadopsi anak dibale karena saya tahu saya akan mampu merawat mereka dengan baik," ujar Carpenter.

Dia membaca iklan layanan sosial mencari orang tua angkat. Ia kemudian melamar dan sempat berpikir bahwa pengiklan tak menginginkan pria lajang.

Carpenter kini hidup sepenuhnya buat anak-anaknya. Dia menerima penghasilan dari dukungan dan dari tabungan pribadinya.

Sebagai pengadopsi, Carpenter menerima dukungan dana setiap minggu sekitar 20,70 pound sterling atau setara dengan Rp 374,11 ribu Untuk anak pertama, dan 13.70 pound sterling untuk anak kedua.

Bantuan juga datang dari gaji yang diberikan bagi orang yang hidup dengan anak-anak difabel di bawah usia 16 tahun.

Menolak punya anak biologis, Carpenter pun tidak mutlak menutup pintu untuk menerima adopsi anak-anak difabel lain.

"Jika di masa depan seorang anak sungguh membutuhkan saya dan bantuan saya, saya pastikan saya akhirnya akan mengadopsi mereka."

Carpenter mengaku dia sangat mencintai perannya sebagai ayah bagi anak-anaknya yang difabel.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI