Sukabumi Update

Covid-19 Mengganas Lagi, Cina Kembali Lockdown Jutaan Orang

SUKABUMIUPDATE.com - Jutaan orang di Cina kembali mengalami lockdown sejak Ahad, 13 Maret 2022, ketika kasus infeksi virus SARS-CoV-2 berlipat ganda menjadi hampir 3.400 di negara itu. Kecemasan meningkat atas ketahanan pendekatan 'nol-Covid' negara itu dalam menghadapi wabah terburuk dalam dua tahun belakangan.

Lonjakan kasus baru Covid-19 secara nasional telah membuat sekolah-sekolah di Shanghai ditutup. Kawasan pusat kekuatan teknologi selatan Shenzhen serta seluruh kota timur laut juga mengalami penguncian, dan hampir 18 provinsi berperang melawan penyebaran virus varian Omicron dan Delta.

Kota Jilin menjadi pusat baru untuk wabah yang menyebar di timur laut dikunci sebagian pada Sabtu. Penduduk Yanji, daerah perkotaan dengan hampir 700 ribu penduduk yang berbatasan dengan Korea Utara, diminta diam di rumah masing-masing pada hari Ahad-nya.

“Mekanisme tanggap darurat di beberapa daerah tidak cukup kuat,” kata Zhang Yan, seorang pejabat Komisi Kesehatan Jilin. "Ada pemahaman yang cukup tentang karakteristik varian Omicron tapi penilaiannya tidak akurat."

photoIlustrasi. - (Pixabay)

Cina, tempat Covid-19 pertama kali terdeteksi pada akhir 2019, telah mempertahankan kebijakan 'nol-Covid' yang ketat sepanjang dua tahun ini. Mereka melakukannya dengan penguncian cepat, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal ketika klaster terdeteksi muncul.

Tetapi gejolak terbaru, didorong oleh varian Omicron yang sangat menular dan lonjakan kasus tanpa gejala, sedang menguji kemanjuran pendekatan itu. Di Jilin, misalnya, telah menyelesaikan enam putaran pengujian massal, dengan kota tersebut melaporkan lebih dari 2.200 kasus varian Omicron sejak Sabtu.

Tetangganya, Changchun, kota industri berpenduduk sembilan juta jiwa, juga di-lockdown pada Jumat. Sementara setidaknya tiga kota kecil lainnya telah dikunci sejak 1 Maret.

Bahkan, situasi terkini telah menyebabkan Wali Kota Jilin dan Kepala Komisi Kesehatan Changchun dicopot pada Sabtu. Media pemerintahan setempat melaporkan, pencopotan sebagai tanda keharusan politik yang ditempatkan pada otoritas lokal untuk menahan klaster virus.

Saat ini, Pusat Karantina Covid-19 di Jilin mulai dibangun. Dengan luas sekitar 430 ribu meter persegi, pusat karantina dirancang memiliki 6.000 ruang ruangan. 

Provinsi Jilin Cina Timur Laut melaporkan seluruhnya ada 895 kasus penularan lokal Covid-19 dan 131 pembawa tanpa gejala pada Ahad. Sebanyak 453 di antaranya dilaporkan dari kota Jilin. 

Di Shenzhen, kota sebelah selatan yang berbatasan dengan Hong Kong, sebanyak 13 juta jiwa penduduknya telah terjebak di antara kegelisahan atas wabah baru dan kecemasan atas tindakan cepat dan keras oleh otoritas. Seorang warga bermarga Zhang mengatakan situasi saat ini terburuk sejak 2020 lalu.

"Penutupannya terlalu mendadak, teman saya bangun pagi dan menemukan gedungnya telah disegel tanpa peringatan. Bosnya harus mengirimkan laptop kepadanya," kata dia menuturkan.

Distrik Futian di Shenzhen yang mengalami lockdown pada Ahad adalah rumah bagi 300 ribu orang dan merupakan distrik komersial yang berkembang pesat. Wilayah ini berbagi perbatasan darat dengan Hong Kong, yang beban kasusnya selama beberapa pekan terakhir juga telah melonjak. 

Hong Kong saat ini menjadi satu daerah dengan tingkat kematian Covid-19 tertinggi di dunia, yakni 3,44 dari setiap 100 ribu penduduknya. Bandingkan dengan Singapura, London dan New York City yang tak sampai 0,2.

Dengan tambahan hampir 300 orang setiap hari belakangan ini, total angka kematian karena Covid-19 di Hong Kong per Ahad telah mencapai 3.993--melampaui angka kematian di Wuhan yang mencatat korban meninggal Covid-19 sebanyak 3.869 jiwa per periode yang sama. Rendahnya tingkat vaksinasi di antara populasi lansia di Hong Kong telah menjadi sumber malapetaka. 

SUMBER: TEMPO

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI