Sukabumi Update

Vladimir Putin Akan ke Indonesia, Duta Besar Ukraina Minta Boikot

SUKABUMIUPDATE.com - Pada akhir 2022 medatang Presiden Rusia, Vladimir Putin akan menghadiri KTT G20 di Bali.

Namun rencana kedatangan nya mendapatkan penolakan dari Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin.

Vasyl Hamianin mengatakan, kehadiran Putin di acara internasional manapun, sama dengan penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia serta supremasi hukum.

Seperti dikutip dari tempo.co, Duta Besar (Dubes) Ukraina tersebut meminta Boikot Rusia dan Putin dalam pertemuan Internasional.

“Boikot Rusia dan Putin dalam semua kemungkinan pertemuan, platform internasional, konferensi tingkat tinggi. Ini akan menjadi langkah nyata untuk mengakhiri situasi di Ukraina. Demi perdamaian, stabilitas, dan pembangunan setiap negara di Bumi, yang terjalin sejak (berakhir) Perang Dunia II,” kata Hamianin dalam sebuah pernyataan yang diterima Tempo, Rabu, 23 Maret 2022.

photoPresiden Rusia Vladimir Putin. - ([REUTERS])

Hamianin menyatakan, Putin dan pemerintahnya secara langsung bertanggung jawab atas semua kekejaman yang dilakukan di Ukraina. Apa yang Putin lakukan, menurut Hamianin, adalah kejahatan perang terhadap kemanusiaan.

“Kami menyerukan kepada semua negara demokratis dan semua orang yang punya niat baik untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator Putin yang kejam dan agresif agar melakukan cara apa pun yang memungkinkan untuk mengakhiri kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Rusia terhadap warga sipil Ukraina,” ujar Hamianin.

Sebelumnya, Lyudmila Vorobieva Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan, negaranya sudah mendapatkan undangan untuk hadir di KTT G20 Bali, pada Oktober 2022 nanti. Berdasarkan rencana awal, dia mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan akan menghadirinya.

Baca Juga :

"Sejauh ini Putin ingin datang. Tapi itu bergantung situasi, yang saya pikir semakin baik," kata Vorobieva saat jumpa pers di Gedung Kedutaan Besar Rusia, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022.

Langkah Barat, menurut Vorobieva, dalam mengisolasi Rusia dari sistem ekonomi global, merupakan standar ganda. Dia menegaskan, kebijakan untuk mengeluarkan Rusia dari G20 itu sendiri, tidak akan membantu pemulihan perekonomian global.

Amerika Serikat dan sekutu Baratnya mempertanyakan keanggotaan negara Rusia dari G20 atau kelompok 20 setelah invasi ke Ukraina. Sumber yang terlibat dalam pembahasan ini mengatakan kepada Reuters pada Selasa, 22 Maret 2022, kemungkinan dihapusnya keanggotaan Rusia dalam kelompok ekonomi utama G20, sedang diwacanakan.

G20 dan G7 adalah platform internasional, yang tujuan utamanya untuk mengkoordinasikan sejumlah hal, mulai dari aksi perubahan iklim hingga utang lintas batas.

SUMBER: TEMPO.CO

Editor : Noity

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI