Sukabumi Update

Ultimatum Dibatalkan, Vladimir Putin Setuju Gas Rusia Tetap Dibayar Pakai Euro

SUKABUMIUPDATE.com - Vladimir Putin memvatralkan ultimatum sebelumnya terkait pembayaran gas dari Rusia dibayar menggunakan Rubel.

Melalui telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, Putin setuju tetap dibayar menggunakan mata uang Euro.

Dilansir dari suara.com, Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya setuju bahwa pasokan gas dari Rusia ke Jerman tetap dibayar dengan mata uang euro, setelah Jerman menolak pembayaran dengan mata uang rubel.

photoPresiden Rusia Vladimir Putin - (instagram/ president_vladimir_putin)

Kantor Kanselir Jerman Olaf Scholz hari Rabu (30/3) menerangkan, perusahaan-perusahaan Eropa dapat tetap membayar dengan mata uang euro dan dollar seperti yang tertera dalam perjanjian.

Selanjutnya disebutkan, pemerintah Jerman telah mendapatkan jaminan dari Rusia bahwa Eropa tidak perlu membayar pasokan gas dari Rusia dalam mata uang rubel.

Dalam percakapan telepon, Putin setuju pembayaran itu dilakukan melalui Gazprom Bank, yang tidak terkena sanksi Barat.

"Scholz tidak menyetujui prosedur ini dalam percakapan, tetapi meminta informasi tertulis," demikian disebutkan dalam pernyataan yang dikeluarkan Kantor Kekanseliran di Berlin.

Sempat ultimatum Barat

Sebelumnya Vladimir Putin mengatakan, negara-negara yang "tidak bersahabat" harus membayar suplai gas Rusia dalam mata uang Rusia kepada perusahaan penyalur, dan mengancam akan menghentikan pasokan gas jika hal itu tidak dilakukan sampai 31 Maret.

Namun Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck hari Senin (28/9) menegaskan, negara-negara industri yang tergabung dalam kelompok G7 menolak pembayaran gas dalam mata uang rubel dan tidak akan memenuhi tuntutan itu.

"Semua menteri (energi) G7 setuju bahwa ini adalah pelanggaran gamblang dan sepihak dari perjanjian yang ada," jelas Robert Habeck.

"Pembayaran dalam rubel tidak dapat diterima dan ... kami meminta perusahaan terkait untuk tidak memenuhi permintaan Putin.” Mengurangi ketergantungan pada gas Rusia Eropa hingga kini menutupi 40% kebutuhan gas dan 25% kebutuhan minyaknya dengan pasokan dari Rusia.

Sehubungan dengan invasi ke Ukraina, negara-negara Eropa berlomba untuk mengurangi ketergantungan mereka pada impor energi dari Rusia.

Baca Juga :

Jerman telah memberhentikan proyek pipa gas Nord Stream 2 sebagai tanggapan atas perang Putin di Ukraina, namun pemerintah Jerman sejauh ini menolak seruan untuk memboikot total minyak dan gas Rusia.

Pada hari Jumat, AS dan Uni Eropa mengumumkan kemitraan baru untuk membuat Eropa kurang bergantung pada gas Rusia.

Berdasarkan kesepakatan itu, AS akan memasok 15 miliar meter kubik gas alam cair (LNG) ke UE tahun ini. hp/vlz (dpa, afp, ap)

SUMBER: SUARA.COM

Editor : Noity

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI