Sukabumi Update

Sejarah Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Viral Campurkan Lelaki-Perempuan saat Salat Ied

Shalat Idul Fitri di Az Zaytun Indramayu Viral, Perempuan-Lelaki Satu Shaf (Sumber : Instagram/@undercover.id)

SUKABUMIUPDATE.com - Pondok pesantren Al Zaytun yang berada di Indramayu, Jawa Barat, baru-baru ini menjadi perbincangan hangat setelah viralnya cara salat Ied yang terbilang berbeda dengan tuntunan syariat Islam.

Banyak warganet yang menyoroti cara salat Ied yang dilakukan yang menampakan para jemaah Pesantren Al Zaytun menyelenggarakan salat Idul Fitri dengan barisan shaf yang cukup lebar antara satu jemaah dengan jemaah lainnya.

Momen tersebut tersebar luas di media sosial pada Sabtu, 22 April 2023 lalu.Tak hanya jarak shaf yang sangat renggang, publik juga menyoroti adanya perempuan di antara saf laki-laki yang merupakan bentuk pelanggaran tata cara salat yang diatur oleh hukum Islam.

Baca Juga: Shalat Idul Fitri di Az Zaytun Indramayu Viral, Perempuan-Lelaki Satu Shaf

Lalu bagaimana tentang pesantren Al Zaytun yang cukup kontroversial ini. Berikut sejarahnya seperti dikutip dari Suara.com.

Sejarah pendirian Mahad Al Zaytun

Pesantren yang bernama resmi Mahad Al Zaytun tersebut berlokasi di Mekarjaya, Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Mengutip laman resmi Pesantren Al Zaytun, pesantren ini diklaim didirikan oleh 'bangsa Indonesia' pada 1 Juni 1993 bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1413 H. Pesantren ini telah tergabung ke dalam Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).

Baca Juga: Alhamdulillah, Balita Cantik Ini Ditemukan di Pasar Cibadak Sukabumi

Pengelola pesantren juga mengklaim bahwa pemilik dari Al Zaytun adalah umat islam bangsa Indonesia dan umat bangsa lain di dunia, timbul dari umat, oleh umat, dan diperuntukkan bagi umat.

Pembangunan pesantren ini dimulai pada 13 Agustus 1996 hingga dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada 1 Juli 1999.

Sosok presiden ketiga RI, BJ Habibie juga turut mengesahkan pendirian pesantren ini pada 27 Agustus di tahun yang sama.

Visi dan misi Pesantren Al Zaytun

Kembali mengutip laman resmi Al Zaytun, pesantren ini berasaskan motto Al-Zaytun Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Masyarakat Sehat, Cerdas, dan Manusiawi.

Pesantren ini juga memiliki arah dan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik untuk beraqidah yang kokoh kuat terhadap Allah dan Syari'at-Nya, menyatu di dalam tauhid, berakhlak al-karimah, berilmu pengetahuan luas, dan berketerampilan tinggi.

Baca Juga: Peneliti BRIN Minta Maaf Usai Ancam Halalkan Darah Warga Muhammadiyah

Selain itu ada tujuan lain yang dicita-citakan oleh pesantren ini yakni mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas, selaras dengan perkembangan dunia.

Pesantren ini mengharapkan siswanya berkemampuan mengembangkan kreativitas individu, berdaya kompetisi tinggi, berjiwa mandiri, tekun dalam penelitian dan penemuan ilmiah secara empiris.

Selain itu, Ma'had Al Zaytun bertujuan untuk mencetak alumni yang penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa, terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antar-bangsa yang dominan, berdisiplin tinggi, menguasai tahfidz Al-Qur’an dan selalu berakhlak al-karimah.

Ciri khas Pesantren Al Zaytun

Pesantren ini mengklaim memiliki ciri khas yang berbeda dengan pesantren lainnya yakni:

  1. Memiliki sistem pendidikan terpadu,
  2. Mengusung spirit pesantren namun dengan sistem modern,
  3. Serta menjunjung tinggi kemampuan berbahasa internasional yang digunakan oleh komunitas global.

Sumber: Suara.com/Armand Ilham

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT