Sukabumi Update

Bahas Nasib Penyintas, Pj Gubernur Jabar Cek Lokasi Longsor di Cibadak Sukabumi

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin (29/1/2024). | Foto: Humas Jabar

SUKABUMIUPDATE.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Senin (29/1/2024). Dalam kedatangannya, Bey membahas nasib para penyintas yang saat ini tinggal di pengungsian.

Bey mengatakan akan mencari solusi bersama Pemerintah Kabupaten Sukabumi terkait kelanjutan warga yang terdampak. Apakah akan langsung direlokasi ke tempat lain atau menunggu hasil asesmen tanah di titik bencana. Semua kebijakan yang diambil dilakukan demi keamanan dan mencegah kejadian serupa di masa depan.

Tidak sendiri, Bey datang ke lokasi longsor didampingi Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan, Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dani Ramdani, dan sejumlah pejabat daerah lainnya.

"Penanganannya sudah sangat baik. Pak Hendra (PVMBG) dan tim akan melihat kondisi tanahnya. Ada 13 (rumah) yang betul-betul tertimbun, enam (rumah) zona merah, dan 60 (rumah) terancam. Kami dengan Pak Wakil Bupati dan Kepala BPBD mencari solusi bagaimana rumah tinggal untuk saudara-saudara kita, apakah direlokasi atau menunggu hasil (asesmen) dari Geologi. Intinya kami ingin semuanya aman, tidak terjadi lagi kejadian serupa," kata dia kepada sukabumiupdate.com di lokasi.

Foto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Rizki GustanaFoto udara lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir RT 01/11 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Rizki Gustana

Baca Juga: Hamil Tua di Tenda Pengungsian, Cerita Nurjanah Penyintas Longsor Cibadak Sukabumi

Bey mengatakan kejadian longsor pada Rabu, 24 Januari 2024 lalu, menjadi pelajaran berharaga ke depannya bahwa harus berhati-hati dalam pemilihan tanah. Dia meminta jangan sampai mendirikan rumah atau bangunan tanpa berkoordinasi dengan PVMBG dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Kalau tertimbun memang agak susah dan membahayakan. Pak kades ternyata kader desa tangguh bencana. Kami apresiasi dan sangat sigap menyelamatkan warganya. Tadi bercerita, waktu kejadian masih banyak yang ingin mengambil barang, tapi dia mencegah agar jangan dulu mengambil barang, terpenting selamatkan dulu jiwanya," ujarnya.

Bey menilai penanganan pengungsi sudah baik, di mana ada warga yang menderita darah tinggi diperhatikan. Dia meminta anak-anak juga diperhatikan. "Harus sekolah. Kalau tidak ada seragam, dipaksakan pakai seragam. InsyaAllah Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi akan melengkapi seragam, sepatu, dan lain sebagainya," kata dia.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat disebut Bey ingin segera melihat para penyintas hidup nyaman dan aman. "Kami akan memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Kalau dikasih uangnya, apakah cukup dengan uang segitu membangun rumah," ungkapnya.

Sebelumnya, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi menyatakan data terakhir terdapat 13 rumah yang rusak. Kemudian enam berstatus zona merah dan 60 rumah terancam. Sementara total 105 kepala keluarga mengungsi, baik sebagai korban rumah rusak, rumah terancam, maupun rumah di zona merah.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT