Sukabumi Update

Curhat Pengunjung Kapok Mampir di Masjid Al Jabbar Bandung Karena Pungli

Masjid Al Jabbar, Bandung | Foto : dok. Hutama Karya

SUKABUMIUPDATE.com - Seorang pengunjung mengeluh usai melaksanakan salat di Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Bandung Jawa Barat. Pasalnya ia kena pungli parkir yang tarifnya tidak masuk akal. Hal itu seperti terlihat dalam unggahannya di media sosial X.

Diketahui, Masjid Raya Al Jabbar, salah satu masjid raya terbaru yang kini menjadi tujuan destinasi wisata di Bandung. Masjid rancangan Ridwan Kamil tersebut mampu menanmpung 50 ribu jamaah, pembangunannya rampung pada Desember 2022.

Mengutip dari suara.com, pemilik akun @petanirumah adalah yang pertama kali curhat mengenai pengalaman tak mengenakan di rumah ibadah tersebut. Dia mengatakan singgah ke Masjid Al Jabbar untuk menunaikan salat Isya bersama rombongan keluarganya yang menggunakan dua mobil. Mereka sempat alami kesusahan mencari lahan kosong untuk parkir lantaran penuh.

"Wajar sih parkiran susah dicari karna ada ratusan mobil yang parkir. Udah bayangin ada ribuan orang yang akan sholat berjamaah di dalam," tulis akun tersebut, dikutip sukabumiupdate.com dari unggahannya yang viral, Minggu (14/4/2024).

"Setelah keliling akhirnya nemu tempat parkir dan ada petugas parkir pakai rompi di dalam. Keluar mobil langsung di minta uang "seikhlasnya" karna udah bantu kasih aba aba parkir. Kasih 2 ribu nggak mau. Lah katanya ikhlas. Kasih 5 ribu masih melengos akhirnya petugas bilang 10 ribu. Saya kasih aja. Karna udah adzan isya dan mau buru2 biar bisa jamaah bergegas deh ke Mesjid," lanjutnya.

Baca Juga: Aksi Dramatis Polisi Evakuasi Ibu Hamil yang Terjebak Kemacetam Libur Lebaran di Palabuhanratu

Baca Juga: Apakah Merokok Dapat Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Penjelasannya

Setibanya di pelataran, dia membawa sepatu ke tempat penitipan namun ditolak petugas karena meminta alas kaki dimasukan ke dalam plastik terlebih dahulu. Alhasil, dia pun harus lebih dulu beli plastik yang di jual sebelum pelataran seharga Rp5 ribu.

Pengalaman tidak menyenangkan kembali terjadi ketika di dalam toilet. Ketika baru masuk, pintu langsung diketuk dengan keras oleh petugas yang mengatakan tidak memakai toilet terlalu lama sambil bicara menggunakan pengeras suara. Begitu sampai di tempat salat, bayangan akan beribadah bersama ribuan jamaah langsung buyar dari pikiran.

"Naik ke atas ternyata yang jamaah hanya beberapa shaf aja. Bahkan hingga jamaah selesai," imbuhnya.

Dia kembali bertemu dengan petugas tidak ramah saat akan mengambil sepatu di tempat penitipan. Dia bahkan harus menunggu sampai 30 menit hingga bisa melihat petugas.

"Padahal tanya baik2 petugas nya nyolot bilang kalau sepatu saya mungkin bukan di sini tapi di tempat sepatu wanita. Bahkan petugas lain dengan kata kata nggak enak Saya di suruh cari di tempat lain. Emangnya saya pikun lupa letak sepatu di mana. Saya tegaskan kalau saya titip di sini dan ini nomornya. Akhir petugas lain bantuin. Ternyata sepatunya ada di bawah kaki dia," ujarnya.

Begitu kembali ke parkiran mobil, dia justru bertemu lagi dengan petugas parkir yang berbeda orang namun masih mengenakan rompi yang sama. Tukang parkir itu juga meminta biaya Rp10 ribu dengan embel-embel "seikhlasnya". Enggan berdebat, dia pun memberi Rp10 ribu kepada tukang parkir tersebut. Namun, begitu tiba di pintu keluar dia kembali diminta bayar parkir lagi Rp5 ribu.

"Waktu saya saya bilang udah bayar 2 kali 10 ribu di dalam petugasnya hanya senyum senyum aja. Karna di luar macet ada satu petugas pakai rompi yang bantu keluar. Sambil ngulurkan tangannya minta seikhlasnya lagi. Karna udah kesal saya nggak kasih. Saya mengagumi keindahan Mesjidnya tapi sayang ternoda oleh petugasnya," pungkasnya.

Dia menduga rentetan pungli serta perlakukan tidak ramah dari petugas itu dia alami karena plat nomor mobilnya yang bukan domisili Bandung dan sekitarnya.

Baca Juga: Aksi Forkopimcam Cisolok Jaga Pesona Wisata Karang Hawu Saat Libur Lebaran 2024

Baca Juga: Iran Mulai Serang Israel dengan Pesawat Tanpa Awak, Situasi Mencekam

Tentang Masjid Raya Al Jabbar

Sebagai informasi, seperti dilansir hutamakarya.com, Masjid Al Jabbar berada di atas danau retensi yang merupakan salah satu penanggulangan banjir di Kota Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Massa bangunannya muncul dari rumus aljabar sehingga terciptalah sebuah masjid dengan bentuk setengah lingkaran yang membuat bangunan ini sangat ikonik. Masjid Al Jabbar juga dirancang dengan sentuhan konsep wisata di atas lahan seluas 26 hektar di Gedebage, di mana lokasi tersebut yang akan diproyeksikan sebagai Central Business District yang baru.

Masjid Al Jabbar dilengkapi dengan 4 menara setinggi 99 meter, sebagai simbol dari Asmaul Husna. Selain bangunan masjid, kawasan Masjid Al Jabbar juga memiliki area ma’rodh (museum), lanskap, embung, dan jalan akses. Bangunan masjid memiliki sentuhan khas Jawa Barat yang dapat dilihat pada puncak atap, yaitu ikon tusuk sate seperti yang terdapat pada Gedung Sate, kantor Gubernur Jawa Barat. Selain itu, pada relung pintu masjid terdapat motif batik yang masing-masing mencerminkan ciri khas dari kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat sejumlah 27.

Menambah keistimewaan, masjid ini didesain langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kemudian untuk arsitektur masjid sendiri terinspirasi dari desain eksterior dan interior masjid di Turki dan Iran, dengan halaman yang luas dan melewati bangunan dengan nuansa berbeda. Di area masjid juga terdapat fasilitas edukasi tambahan seperti, museum perjalanan Rasul Museum Asmaul Husna, Museum Sejarah Islam Indonesia, dan Museum Sejarah masuknya Islam di Provinsi Jawa Barat.

“Semoga kehadiran Masjid Al Jabbar dapat menjadi pusat kegiatan ibadah baru bagi masyarakat Jabar pada khususnya, sekaligus dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar,” tutup Tjahjo Purnomo, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya

Sumber : berbagai sumber

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT