SUKABUMIUPDATE.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan rencananya untuk mengambil langkah tegas dalam mengatasi permasalahan geng motor, balap liar, dan premanisme yang marak di wilayahnya.
Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi usai pelantikan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat di Istana Jakarta, 20 Februari 2025. Menurut mantan Bupati Purwakarat dua periode tersebut, remaja, pemuda atau siswa yang terlibat dalam kegiatan negatif tersebut akan diwajibkan mengikuti program wajib militer.
“Kita sudah membuat alokasi (anggaran) untuk menangani geng motor dan premanisme di Jawa Barat, relatif lumayan alokasinya. Rencananya mereka yang tertangkap balapan liar di jalan, terlibat geng motor, perkelahian antar pemuda, antar siswa, kita akan masuki wajib militer," ujarnya seperti dikutip sukabumiupdate.com, Minggu (2/3/2025).
Selain itu, Dedi juga menyampaikan keinginannya untuk memasukkan kurikulum wajib militer pada pendidikan SMA di Jawa Barat guna memperkuat pembentukan karakter generasi muda. Ia menegaskan bahwa untuk mewujudkan rencana ini, pihaknya akan bekerja sama dengan Komando Daerah Militer (Kodam) dan Polda Jawa Barat.
Baca Juga: Fenomena Geng Motor di Sukabumi: Kaleidoskop Aksi Berandal Jalanan Sepanjang 2024
Fenomena Geng Motor di Sukabumi
Sebagai informasi, seperti dihimpun sukabumiupdate.com, sepanjang tahun 2024, dalam kaleidoskop aksi geng motor di Kota dan Kabupaten Sukabumi terjadi sebanyak 21 kejadian aksi yang melibatkan kelompok geng motor. Kelompok-kelompok ini terlibat dalam berbagai peristiwa yang mencuri perhatian publik terutama karena mereka identik dengan tindakan kekerasan.
Aksi geng motor di Sukabumi kerap terjadi pada malam hari, di mana para pelaku melakukan konvoi menggunakan sepeda motor, mengganggu ketertiban umum, bahkan terlibat bentrok dengan sesama anggota geng atau masyarakat. Keberadaan geng motor ini telah meresahkan warga setempat, yang sering kali merasa cemas akan keselamatan mereka saat beraktivitas di luar rumah.
Editor : Syamsul Hidayat