Sukabumi Update

Masih Ada 90 Desa di Cianjur yang Belum Membentuk BUMDes?

SUKABUMIUPDATE.com - Sekitar 90 desa di Kabupaten Cianjur belum membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Cianjur belum mengetahui persis alasan desa-desa tersebut belum membentuk BUMDes hingga saat ini.

Kepala DPMD Kabupaten Cianjur, Ahmad Danial, mengaku tak memungkiri masih ada desa yang belum membentuk BUMDes. Padahal, keberadaannya diperlukan untuk mengelola berbagai potensi sehingga bisa berkontribusi juga terhadap pendapatan asli desa. 

"Kita ingin tahu dulu alasan (desa-desa) tidak segera membentuk BUMDes. Kan harus ada alasan-alasannya," ujar Danial kepada wartawan, Rabu (12/8/2020). 

BACA JUGA: Kenapa Ribuan BUMDes Mangkrak Meski Dana Desa Triliunan Rupiah?

Pemkab Cianjur, lanjut Danial, awalnya memang menargetkan tahun ini pembentukan BUMDes bisa mencapai 90 persen atau di 320 desa dari 354 desa yang ada di Kabupaten Cianjur. Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong desa segera membentuk BUMDes. "Ke depan, berbagai program pemerintah akan banyak melibatkan BUMDes," imbuhnya. 

Danial mencontohkan program pengadaan masker di setiap desa. Pemerintah menginstruksikan agar program tersebut bekerja sama dengan BUMDes. "Kalau BUMDes-nya belum ada, bagaimana bisa menjalankan program tersebut," kata Danial.

Hingga saat ini sudah ada 264 desa yang sudah membentuk BUMDes. Dari jumlah itu, sebanyak 54 BUMDes dikategorikan dalam kondisi sehat.

BACA JUGA: Pertama di Indonesia, BUMDes Kabupaten Sukabumi Garap Program BUMN

"Sehat itu diartikan BUMDes itu sudah bisa menghasilkan PAD meskipun belum banyak. Maksimal sudah ada yang (berkontribusi) Rp 20 juta per tahun ke desa," tuturnya.

Selain itu, terdapat sebanyak 150 BUMDes yang dikategorikan masih berkembang. Sisanya sebanyak 60 BUMDes baru terbentuk. "Yang 60 BUMDes masih dalam pembinaan," kata Danial.

Dari 260 BUMDes itu, sebut Danial, mayoritas atau hampir 80 persen bergerak pada sektor perdagangan dan jasa. Misalnya pada subsektor retail, sembako, elpiji, dan sejenisnya. "Sisanya sekitar 20 persen mengelola potensi yang ada di daerahnya, misalnya pariwisata, perkebunan, dan pertanian," pungkasnya.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI