Sukabumi Update

Soal Petani Milenial, Anggota Komisi II DPRD Jabar Beri Catatan Kritis untuk Emil

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi II DPRD Jabar (Jawa Barat) memberi catatan khusus terkait program petani milenial yang saat ini tengah proses rekrutmen. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atau kang Emil diminta konsisten saja dengan RPJMD 2018 -2023, tidak mencoba satu yang baru dengan tingkat keberhasilan program yang rendah.

Catatan kritis ini ditegaskan Lina Ruslinawati anggota Komisi II DPRD Jabar menyikapi perekrutan petani milenial yang saat ini tengah dijalankan pemerintah provinsi Jawa Barat. "Ini program yang keluar dari RPJMD. Kita nggak pernah dikasih tahu program ini seperti apa. Petani milenial itu wujudnya seperti apa dan bagaimana?," ungkap Lina kepada sukabumiupdate.com, Jumat (12/3/2021).

Menurut Lina, program petani milenial yang disebut sebagai pilot projectnya Jawa Barat ini mendadak dan terburu-buru. Kurang penjelasan sehingga berpotensi tidak matang karena minim kajian. 

"Petani milenial itu siapa? apakah petani muda yang kembali dibina? atau anak muda yang direkrut untuk menjadi petani baru yang memulainya dari awal?," sambung politisi Partai Gerindra ini lebih jauh.

Lina berharap, pemprov Jabar lebih memaksimalkan petani muda yang sudah ada namun mengalami kendala atau kesulitan berkembang. "Akan lebih mudah membantu mengembangkan potensi petani muda yang sudah ada, dibandingkan merekrut anak muda untuk menjadi petani baru," bebernya.

Lina setuju jika pertanian harus diperkenalkan sejak dini kepada anak muda di Indonesia khususnya Jawa Barat. Ini karena profesi petani di Indonesia terancam tidak memiliki generasi penerus.

"Tapi tidak begitu juga caranya. Tingkat kegagalan merekrut anak muda menjadi petani akan lebih tinggi, karena mereka belum tentu memiliki fashion ke pertanian, terlalu beresiko. Beda dengan membantu atau membina petani muda yang sudah berjalan, ya mereka punya kelemahan itu yang kita bantu agar berkembang. Dari sana kita dorong petani muda yang sudah berjalan untuk mengajak anak muda anak muda lainnya untuk mencintai profesi petani," pungkas Lina.

Baca Juga :

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini Pemprov Jabar tengah melakukan seleksi lanjutan tahap II dalam program 5000 petani milenial. Mengutip akun resmi humas Jabar, panitia mengumumkan hasil seleksi awal ini pada Selasa tanggal 9 Maret 2020. 

Dalam pengumuman tersebut dijelaskan peserta yang lolos adalah mereka yang mengumpulkan persyaratan lengkap serta memenuhi kriteria seleksi dari masing-masing peminatan. Dari 2240 peserta lolos seleksi awal petani milenial Jabar, terdiri dari 323 perempuan dan 1917 laki-laki. Dengan tanaman pangan sebagai bidang yang paling banyak diminati oleh pelamar, yaitu 1010 orang.

Disusul hortikultura sebanyak 951 orang, peternakan 118 orang, perikanan 82 pelamar, perkebunan 52 pelamar dan 27 pelamar.  Peserta yang lolos seleksi tahap awal ini berdasarkan usia mayoritas 20 hingga 24 tahun yaitu 977 orang.

Kemudian 25 hingga 29 tahun ada 725 orang, disusul usia 30 hingga 34 tahun ada 311 orang, usia 35 hingga 39 tahun ada 137 orang. Sedangkan usia 15 hingga 19 tahun hanya ada 90 orang pelamar.

Peminat program petani milenial ini berasal dari hampir semua kota dan kabupaten di Jawa Barat, namun ada enam kabupaten dengan angka peminat tertinggi. Pertama Bandung dengan 318 pendaftar, Garut dengan 286 pendaftar, Cianjur dengan 142 pendaftar, Tasikmalaya dengan 135 pendaftar, Sukabumi dengan 230 pendaftar dan Bandung Barat 104 pendaftar.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Benny Bachtiar menjelaskan setelah mendaftar, para calon petani muda ini akan disaring secara administrasi, salah satunya terkait pemenuhan syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan. Kemudian, calon petani akan menjalani skrining teknis di perangkat daerah. 

Setelah lolos, pemuda ini akan dilatih lebih dalam sebelum terjun ke lapangan. Benny menuturkan, program Petani Milenial Juara ini tidak hanya mencakup bidang pertanian tapi termasuk peternakan, perikanan, dan perkebunan. 

"Komoditas akan sangat variatif. Untuk pertanian, mulai dari jagung, jahe, ubi-ubian, sampai tanaman hortikultura. Di sektor perkebunan adalah sereh wangi. Kemudian, madu dan jamur tiram," ucapnya. 

"Selain itu, budidaya penggemukan domba, ayam broiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik," imbuhnya. 

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI