Sukabumi Update

Kedelai Langka, H.A Sopyan Minta Pemerintah Juga Fokus Dengan Solusi Fundamental

SUKABUMIUPATE.com - Merespon harga tinggi dan langkanya kedelai di pasaran, anggota Komisi II DPRD Jawa Barat H.A Sopyan BHM meminta pemerintah tidak hanya fokus pada solusi jangka pendek semata.

Menurut H.A Sopyan solusi jangka pendek melalui impor hingga pengurangan bea masuk impor kedelai perlu dibarengi dengan solusi fundamental, yaitu fokus meningkatkan produksi kedelai dalam negeri agar mampu mencapai target potensinya.

Baca Juga :

“Menurut riset Libang, potensi produksi kedelai dalam negeri kita bisa mencapai 3 - 3,5 juta ton dari berbagai varietas,” kata H.A Sopyan, Sabtu (29/5/2021).

Namun H.A Sopyan mengungkap masalah lain dari belum tercapainya target potensi kedelai dalam negeri yaitu karena secara ekonomi menanam kedelai memang kurang menguntungkan. 

Hal tersebut karena biaya produksinya cukup tinggi namun dengan keuntungan yang relatif kecil. Dengan menanam kedelai, lanjut H.A Sopyan petani kita hanya mendapatkan keuntungan kurang lebih Rp 900 ribu -1 juta per hektar. 

“Nilai keuntungan tersebut relatif lebih rendah jika dibandingkan menanam jenis komoditas pertanian, lainnya” ujar dia.

Namun demikian, lanjut dia bukan berarti peningkatkan produksi kedelai dalam negeri tidak dapat dilakukan. Beberapa terobosan harus dilakukan oleh pemerintah agar kendala-kendala tersebut dapat diatas.

“Yang paling pokok adalah pemerintah harus mampu menekan biaya tanam dan distrubusi kedelai. Dan hal itu berpeluang dilakukan jika kedelai bisa diproduksi dalam skala kawasan, dari on farm sampai off farmnya,” ungkap dia.

Petani kedelai kata H.A Sopyan seharusnya bukan hanya mendapat bantuan sarana produksi seperti pendekatan yang dominan terhadap petani saat ini, namun aset lahan dan akses terhadap permodalan, teknologi informasi hingga pendampingan.

“Komoditi kedelai harus diproduksi dalam skala usaha yang luas, dengan model bisnis yang jelas, bukan hanya pendekatan subsidi perorangan. Karena selama petani kita hanya mampu menanam satu atau dua hektar, ya selamanya berpotensi rugi,” cetusnya.

“Saya percaya para pemangku kepentingan sungguh-sungguh mencari solusi atas permasalahan kelangkaan dan mahalnya kedelai yang terus terjadi berulang-ulang ini, karena itu mudah-mudahanan masukan ini bermanfaat,” tandasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI