Sukabumi Update

Uang Nyasar di Rekening? OJK: Hati-hati Modus Pinjol Ilegal Jelang Ramadan 2023

Ilustrasi. Biasanya ada yang menghubungi dan mengaku salah transfer. Kemudian mengarahkan penerima untuk melakukan transfer balik, dan meminta penerima mengunduh suatu aplikasi (Sumber : shutterstock)

SUKABUMIUPDATE.com - Otoritas Jasa Keuangan atau meminta warga berhati-hati dengan modus salah transfer atau tiba-tiba ada uang nyasar ke rekening. OJK menilai ini adalah salah satu modus baru pinjaman online atau pinjol ilegal, mendekati ramadan dan lebaran 2023.

Hal ini diungkap Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam pada Jumat 17 Maret 2023. Melansir tempo.co, modus tersebut digunakan oleh operator atau pelaku pelaku pinjol ilegal untuk menjerat korban.

Menurut Tongam, biasa ada pihak yang menghubungi dan mengaku salah transfer. Kemudian mengarahkan penerima untuk melakukan transfer balik, dan meminta penerima mengunduh suatu aplikasi atau mengklik link atau tautan yang diberikan untuk menyampaikan bukti transfer.

Baca Juga: Jangan Tertipu! Ketahui Ciri-Ciri dan Deretan Pinjol Ilegal yang Diblokir SWI

Tautan yang dicantumkan merupakan link untuk mengunduh aplikasi pinjol ilegal yang diduga dapat mengambil data pribadi. Seperti kontak di handphone, contact, gallery, storage, dan lainnya.

Sebelumnya, sepanjang Februari 2023 lalu, Tongam mencatat ada 85 pinjol ilegal dan delapan entitas investasi tak berizin. "Masih maraknya penawaran investasi dan pinjol ilegal tersebut terus menjadi perhatian SWI, masyarakat kami imbau untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam memilih investasi dan memanfaatkan pinjol yang berizin,” kata Tongam pekan lalu.

SWI telah menghentikan layanan pinjol dan entitas tersebut. Sehingga tercatat sejak 2018 sampai Februari 2023, jumlah platform pinjol ilegal yang telah ditutup menjadi sebanyak 4.567 pinjol ilegal.

Baca Juga: Uangnya Dipakai Beli Mobil, Tersangka Kasus Pinjol yang Jerumuskan Mahasiswa IPB

Tongam berujar SWI berusaha mencegah jatuhnya korban masyarakat dari investasi dan pinjol ilegal dengan terus mencari informasi menggunakan crawling data. Pencarian informasi itu dilakukan melalui big data center aplikasi waspada investasi.

Lewat data yang didapat itu, SWI akan berkoordinasi untuk melakukan pemblokiran terhadap situs, website, atau aplikasi dan menyampaikan laporan informasi ke Bareskrim Polri. Kemudian Bareskrim Polri akan melakukan penindakan sesuai kewenangan.

Tongam menuturkan penanganan terhadap investasi dan pinjol ilegal dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota SWI dari 12 kementerian atau lembaga. "SWI juga bukan aparat penegak hukum sehingga tidak dapat melakukan proses hukum," tuturnya.

Baca Juga: Waspada Jangan Sampai Terjerat! Inilah 88 Pinjol Ilegal yang Diblokir Satgas

Berbagai kegiatan sosialisasi mengenai bahaya investasi ilegal dan pinjol ilegal juga, menurutnya, akan terus dilakukan SWI melalui berbagai media untuk mencegah jatuhnya korban masyarakat.

SWI mengimbau agar masyarakat melakukan pengecekan legalitas perusahaan sebelum mengikuti penawaran pinjol. Masyarakat dapat memeriksa terlebih dahulu apakah perusahaan tersebut pernah masuk dalam daftar entitas yang dihentikan oleh Satgas Waspada Investasi.

Sumber: Tempo.co (MOH KHORY ALFARIZI | RIANI SANUSI PUTRI)

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT