Sukabumi Update

Kabupaten Sukabumi Catat Inflasi Tertinggi di Jabar, Disdagin Pantau Kenaikan Harga 4 Komoditas

Jajaran Disdagin pantau kenaikan harga 4 komoditas yang picu inflasi tinggi di Kabupaten Sukabumi (Sumber: dok/turangga)

SUKABUMIUPDATE.com - Kabupaten Sukabumi mencatat inflasi tertinggi di Jawa Barat, didorong oleh kenaikan harga sejumlah bahan pokok menjelang hari besar keagamaan. Ketua Tim Bahan Pokok Penting (Bapokting) dan Kesediaan Bahan Pokok Penting, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Sukabumi, Richi Rahman, menyebut bahwa lonjakan harga dipengaruhi oleh peningkatan konsumsi dan terbatasnya pendistribusian.

“Memang ada kenaikan empat komoditas, di antaranya cabai rawit, cabai merah, bawang merah, dan rasa yam telur. Memang setiap hari-hari besar keagamaan itu pasti ada kenaikan, karena dengan konsumsi masyarakat yang meningkat tentu komoditas juga akan semakin sulit didapatkan, sehingga kemudian ini yang menyebabkan harga menjadi naik,” jelas Richi kepada sukabumiupdate.com, Senin (20/01/2025).

Baca Juga: Kasat Reskrim dan Kasat Lantas Polres Sukabumi Berganti, Ini Pejabat Barunya

Richi menambahkan, terbatasnya pendistribusian akibat tingginya permintaan dari berbagai daerah menjadi salah satu penyebab utama inflasi. “Pendistribusian terbatas, karena ada permintaan dari berbagai daerah, sehingga untuk beberapa wilayah pendistribusian ini kemudian menjadi berkurang,” ujarnya.

Disdagin Kabupaten Sukabumi kini intensif melakukan pemantauan harga di 12 pasar utama di wilayah tersebut untuk memastikan stabilitas harga. “Kami memantau harga ke lapangan, salah satunya kita melihat di lapangan dari dua belas pasar itu, mana yang harganya yang terlampau tinggi maka kami sarankan kepada pelaku usaha untuk mendistribusikan komoditasnya ke situ,” kata Richi.

Baca Juga: India Corner, Kolaborasi Literasi Internasional di Nusa Putra University

Untuk mengatasi lonjakan inflasi, pemerintah daerah perlu melakukan intervensi dengan memastikan pasokan bahan pokok tetap tersedia untuk kebutuhan lokal. Richi mencontohkan intervensi pemerintah sebelumnya yang berhasil menekan harga beras melalui pendistribusian beras Bulog.

“Langkah selanjutnya untuk menekan inflasi, harus ada intervensi dari pemerintah daerah, salah satunya menyediakan atau mensuplai khusus untuk wilayah lokal, agar harga kembali stabil. Seperti sebelumnya harga beras sempat terlampau tinggi, kemudian ada intervensi dari pemerintah, pemerintah mengeluarkan beras Bulog untuk disebarkan ke 47 kecamatan, alhamdulillah harga berangsur stabil,” ungkapnya. (adv)

Kontributor: Turangga Anom

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT