Sukabumi Update

Inflasi Kota Sukabumi Tertinggi se Jabar, Berpotensi Meningkat Jelang Puasa

Kantor BPS Kota Sukabumi di Kecamatan Cikole | Foto : Asep Awaludin

SUKABUMIUPDATE.com - Kota Sukabumi tempati peringkat tertinggi inflasi year-on-year (yoy) se Jawa Barat pada Januari 2025 dengan persentase sebesai 1,50 persen dengan Infeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,95.

Berdasarkan data yang dirilis BPS Kota Sukabumi, Inflasi terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,29 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,79 persen, kelompok kesehatan sebesar 4,52 persen.

Selain itu inflasi juga tercatat pada kelompok transportasi sebesar 0,39 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 7,27 persen, kelompok pendidikan sebesar 4,46 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,9 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,92 persen.

Kasubbagkum BPS Kota Sukabumi, Wisnu Eka Saputra menjelaskan, kenaikan itu dipengaruhi adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Salah satunya yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,02 inflasi.

Baca Juga: Harga MinyaKita Melejit, Saat Inflasi Tinggi di Kabupaten Sukabumi

“Hasil survei bulan Januari menunjukkan kalau peningkatan harga masih kelompok makanan. Andil tertingginya masih dari kelompok makanan dan minuman. Komoditas dominannya itu kopi bubuk, minyak goreng, telur ayam, cabai, beras sama rokok untuk sub kelompok makanan minuman dan tembakau,“ ujar Wisnu pada Kamis (13/2/2025).

Selain itu, peningkatan juga dipengaruhi oleh rantai distribusi bahan-bahan yang harus didatangkan dari luar daerah. Sebab, Kota Sukabumi bukan daerah produsen.

“Distribusi langsung atau tidak langsung pasti ada pengaruhnya dengan harga. Misalnya di sini jalan rusak. Penduduk Kota Sukabumi sangat cukup bergantung pada kondisi wilayah sekitar termasuk transportasi, lancarnya supply itu mempengaruhi penciptaan harga,” kata dia.

Selain itu, pihaknya juga menyebut ada potensi kenaikan yang akan terjadi menjelang ramadan tahun 2025, mengingat kebutuhan pokok masyarakat juga akan mengalami peningkatan.

“Kalau berkaca dari pola-pola sebelumnya. Ditambah juga Ramadhan itu biasanya konsumsi meningkat,” ucapnya.

“Salah satu faktor yang bisa menggerakkan inflasi adalah peningkatan permintaan dari konsumen. Jadi sudah terjawab kalau lihat pola dari teori kelihatan besar memang Ramadhan adalah momen untuk naik inflasi,“ pungkasnya.

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT