SUKABUMIUPDATE.com - Muhammad Rizky, remaja yang baru berusia 19 tahun, sudah bisa meraup pendapatan hingga ratusan juta rupiah per tahun dengan profesinya sebagai gamer profesional. Penghasilan itu didapat dari mengikuti berbagai turnamen di dunia.
Ternyata, Rizky awalnya justru bermimpi menjadi atlet sepak bola."Pengen jadi pemain sepak bola profesional punya tim gitu, tapi akhirnya karena kaki saya enggak bisa lari, lari selama lima menit udah kram, jadi beralih," ujar Rizky di Jakarta, Kamis, 15 Juni 2017.
Rizky mulai tertarik dengan game sejak duduk di kelas 2 SMP. "Awalnya cuman buat ngisi waktu luang saar pulang sekolah," kata dia.
Dia kemudian mulai serius menekuni game saat di bangku SMA, dan menjadi game profesional dengan bergabung bersama tim pada kelas 3 SMA.
Namun, perjalanan Rizky menjadi pro gamer tidak mulus begitu saja. Dia mengaku sempat terganjal restu kedua orang tua. "Awalnya tidak disetujui orang tua, mau minta izin sama mereka susah, karena mereka belum mengerti, tapi lama kelamaan mulai mengerti," kata dia.
Kedua orang tua Rizky mulai memberikan lampu hijau ketika Rizky memenangkan beragam kejuaraan hingga ke ajang internasional.
Rizky menjadi pemain DOTA 2 terbaik se-Asia Tenggara dengan MMR tertinggi mencapai 9.000 MMR. Kepiawaian Rizky yang baisa memakai nama In Your Dream dalam bermain game DOTA 2 tersebut dilirik tim asing.
Dia kemudian diajak bergabung dengan tim dari luar negeri untuk mengikuti turnamen di Malaysia.
Pengalaman tersebut membuat dia dapat merasakan iklim kejuaraan DOTA 2 di luar negeri yang tidak dia rasakan di Tanah Air. Menurut dia, masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk membangun atmosfer game profesional di Indonesia.
Selain dari segi mental pemain yang dia sebut "cepat merasa puas", wadah untuk berkompetisi dinilai Rizky masih kurang dibanding dengan negara lain.
Saat ditanya dukungan dari pemerintah, dia malu-malu menjawab, "Saya enggak enak ngomongnya."
Saat ini Rizky telah mempersiapkan diri bersama timnya BOOM ID untuk mengikuti kejuaraan DOTA 2 "The International".
Dia bersama tim berlatih dalam satu boothcamp selama 8 hingga 10 jam sehari. Untuk mengusir kejenuhan saat bermain game dia melakukan aktivitas lain di luar game. "Kalau saya sih tiap sore lari," kata Rizky.
Remaja yang mengaku telah memiliki tambatan hati itu juga tetap memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman. "Kadang kalau malam nongkrong," ujar dia.
Kini, Rizky mengaku telah memiliki penghasilan sendiri yang terbilang cukup besar. "Saya per tahun Rp 100 juta, tergantung banyaknya turnamen," kata dia.
Meski demikian, anak bungsu dari tiga bersaudara itu mengaku tetap mendapat uang jajan dari orang tua.
"Sebenarnya bukan saya yang minta, orang tua saya terlalu sayang sama anaknya," kata Rizky sambil tertawa kecil.
"Mereka senang anaknya sudah bisa menghasilkan uang, tapi mereka selalu berpesan untuk mengutamakan pendidikan," sambung dia.
Saat ini Rizky terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma jurusan informatika, meski terpaksa mengambil cuti karena harus fokus dalam kejuaraan.
Dia pun memberikan tips bagi mereka yang ingin melangkahkan kaki menjadi pemain game profesional.
"Mencapai MMR tinggi itu bisa menjadi jalan pintas pro player di DOTA karena benar-benar membuat tim pro tertarik," ujar Rizky.
"Kalau kalian memang tahu punya bakat di situ dan mau jadi pro player coba lebih giat. Jangan lupa juga DOTA not last forever, game itu enggak ada abisnya. Kalau saya sih main DOTA oke, pendidikan juga oke," tambah dia.
Sumber: Tempo
Editor : Administrator