Sukabumi Update

Kominfo: Facebook Belum Jelaskan 2 Hal ini. Apa Saja?

SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai, Facebook belum memberikan penjelasan komprehensif mengenai bocornya data pengguna Facebook. Pertama, Facebook tidak menjelaskan tindak lanjut untuk menampilkan tanda peringatan telah terjadinya penyalahgunaan data pengguna. 

"Belum dijelaskan tindakan apa yang dilakukan Facebook terhadap bentuk informasi dan cara pemberitahuan penyalahgunaan data pengguna sebagai bentuk early warning dalam platform Facebook yang membantu pengguna," seperti dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Kominfo, Jumat, 13 April 2018.

Selain itu Facebook tidak menguraikan potensi bakal terjadi penyalahgunaan data penggunanya. Padahal, seharusnya pemilik akun mengetahui segala bentuk kemungkinan penyalahgunaan itu. Caranya, Facebook mengirimkan notifikasi kepada Kementerian Kominfo bahwa ada potensi data pemilik akun disalahgunakan oleh pihak ketiga.

Karenanya, Kementerian Kominfo menegaskan Facebook mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia. "Oleh karena itu, Kementerian Kominfo membutuhkan penjelasan mengenai struktur tanggung jawab di Facebook ketika terjadi penyalahgunaan atau diciderainya data pribadi pengguna Facebook dari Indonesia," jelas Kementerian Kominfo.

Sebelumnya, satu juta data pengguna Facebook asal Indonesia bocor dalam skandal yang melibatkan lembaga konsultan politik Cambridge Analytica. Di seluruh dunia, diperkirakan tak kurang dari 87 juta data pengguna Facebook juga bocor.

Asal kebocoran masif data Facebook ini diungkap oleh Christopher Wylie, mantan kepala riset Cambridge Analytica, pada koran Inggris, The Guardian, Maret 2018 lalu. Menggunakan aplikasi survei kepribadian yang dikembangkan Global Science Research (GSR) milik peneliti Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan, data pribadi puluhan juta pengguna Facebook berhasil dikumpulkan dengan kedok riset akademis.

Data itulah yang secara ilegal dijual kepada Cambridge Analytica dan kemudian digunakan untuk mendesain iklan politik yang mampu mempengaruhi emosi pemilih. Konsultan politik ini bahkan menyebarkan isu, kabar palsu dan hoax untuk mempengaruhi pilihan politik warga lewat Facebook.

Belum lama ini Menteri Kominfo Rudiantara menyampaikan, Facebook kembali menemukan firma analisis data sejenis Cambridge Analytica bernama CubeYou. CubeYou diduga melakukan pembocoran data pribadi pemilik akun Facebook.

Pada Selasa, 10 April 2018, Kementerian Kominfo mengirimkan Surat Peringatan tertulis kedua (SP II) kepada Facebook mengenai data pribadi pengguna yang bocor. Kemenkominfo merasa jawaban Facebook atas SP I tidak memuaskan.

Sumber: Tempo

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI