Sukabumi Update

Waspadai Pemangsa Si Kecil pada Aplikasi Tik Tok dan Musical.ly

SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah aplikasi iPhone yang paling populer saat ini, Tik Tok, telah mendapatkan  kecaman dari para ahli keamanan siber karena kurangnya perlindungan pengguna melalui pengaturan privasi dibandingkan dengan platform saingan, seperti Facebook dan Instagram.

Bahkan, penelitian oleh South China Morning Post (SCMP) menemukan ratusan anak-anak Hong Kong berusia sembilan tahun telah mengungkap identitas mereka di platform ini.

Selain Tik Tok, aplikasi adiknya, Musical.ly, telah memicu kekhawatiran di Amerika Serikat dan Australia atas kegagalannya melindungi anak-anak dari pelecehan.

“Saya pikir aplikasi ini sangat buruk dalam melindungi privasi dan keamanan pengguna anak dibandingkan dengan platform utama lainnya,” kata Konsul Federasi Teknologi Informasi Hong Kong Eric Fan Kin-man setelah menguji aplikasi tersebut kepada SCMP akhir Mei lalu.

"Tampaknya tidak ada penyaringan untuk pengguna di bawah umur karena delapan dari 10 video selfie yang baru, saya lihat jelas oleh anak-anak."

Baik Tik Tok dan Musical.ly - yang memungkinkan pengguna membuat video musik pendek dengan menyelaraskan bibir - dimiliki oleh perusahaan Cina Bytedance.

Didirikan pada tahun 2012, Bytedance adalah salah satu start up teknologi yang paling cepat berkembang di Cina dan dikenal karena penggunaan algoritma dan kecerdasan buatan untuk memilih berita, video, dan konten lain untuk pembaca.

Menurut  Tik Tok, aplikasi ini bukan untuk pengguna di bawah 16 tahun dan perusahaan akan menghentikan akun jika diperlukan. Namun, SCMP sebelumnya mengungkapkan bahwa informasi pribadi dari ratusan pengguna anak sedang diekspos secara terbuka di platform ini.

Video selfie dengan tema atau tindakan yang menjurus ke arah seksual ditemukan di aplikasi ini, bersama dengan orang dewasa yang menggunakan platform ini untuk menguntit gadis remaja.

Aplikasi ini hanya mengizinkan dua setelan pengguna saat memposting: agar video sepenuhnya pribadi - artinya hanya untuk tampilan pembuat konten - atau klip untuk sepenuhnya terbuka untuk umum.

Di Jepang beberapa orang ditemukan mengunggah klip memalukan atau klip seksual yang disimpan dari Tik Tok ke platform lain untuk mengolok-olok pembuat konten atau menarik klik.

"Anak-anak tidak mengerti bahwa video tidak dapat benar-benar dihapus secara online," kata Fan. "Sebelum mereka menghapus, yang lain mungkin telah menyimpan video di ponsel mereka, karena semua orang dapat melihat dan mengunduh dari platform ini, dan server Tik Tok menyimpan data."

Mantan perwira polisi Australia Susan McLean, seorang ahli cybersecurity, telah memperingatkan publik tentang risiko keamanan untuk anak-anak dari aplikasi  Musical.ly, yang populer di kalangan anak muda di AS, Eropa dan Australia.

ABC News melaporkan, pemangsa telah mengirim pesan kepada anak-anak di Musical.ly meminta foto telanjang, termasuk kepada seorang gadis berusia tujuh tahun di AS.

Musical.ly, aplikasi lip-syncing yang populer di kalangan remaja dan anak muda, telah dijual ke raksasa media sosial Cina Toutiao. Kesepakatan penjualan itu tidak diungkapkan, namun beberapa sumber mengatakan kepada TechCrunch bahwa Bytedance, perusahaan di balik layanan agregator berita utama Cina Toutiao, akan membayar antara US$ 800 juta (Rp 10,8 triliun) dan US$ 1 miliar (Rp 13,5 triliun) untuk membeli Musical.ly.

Sumber: Tempo

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI