Sukabumi Update

Donatur Pabrik Garmen Hingga Tanah Wakaf, Cerita Panti Asuhan Nurun Nisa Cicurug

SUKABUMIUPDATE.com - Panti asuhan yatim piatu Nurun Nisa yang berada di Kampung Cicatih, Desa Bangbayang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, memiliki cerita dibalik pembangunannya.

Dibangun bukan karena modal yang besar tapi karena rasa kepedulian tujuh orang remaja masjid terhadap anak yatim piatu.

BACA JUGA:  Strategi Save The Children Agar Siswa SMK Sukabumi Siap Lakoni Dunia Kerja

Siang itu sukabumiupdate.com berkeliling panti asuhan yang dindingnya berkelir hijau dengan didampingi ketua yayasan Nurun Nisa Euis Laelawati. Nampak ruang satu dengan ruang lainnya berada dalam satu deretan bangunan ditengahnya terdapat sebuah lapang besar yang sudah dipasangi paving block.

Suasananya cukup asri dan hening karena pada saat itu anak penghuni panti asuhan sedang bersekolah. Panti ini mengasuh sebanyak 388 anak dari usai 6 hingga 14 tahun.

Euis menuturkan, dirinya dan enam orang temannya yang merupakan remaja masjid punya keinginan untuk mengasuh anak yatim piatu karena terdorong rasa peduli. Euis dan teman-temannya mengasuh beberapa anak yatim di masjid Nurun Nisa sekitar tahun 1990-an, di masjid itu mereka mengajarkan anak yatim piatu mengaji serta baca tulis Alquran. 

BACA JUGA: MWC NU Palabuhanratu Kalibrasi Arah Kiblat di Rumah Warga Hingga Mushola

"Untuk mengenalkan kegiatan kami, kami menggelar beragam kegiatan lomba dan bazzar. Anak yatim piatu pun semakin banyak, dari sana tercetus keinginan membuat bangunan panti asuhan," jelasnya.

Proposal pun diajukan kesana kemari kepada pemerintah hingga perusahaan yang berada di Kecamatan Cicurug. Upaya ini membuahkan hasil, salah satu perusahaan pabrik garmen yang dimiliki warga asing bersedia menyediakan dana sebesar Rp 29 juta untuk pembangunan gedung panti asuhan. 

Modal untuk pembangunan sudah ada tapi lahan belum, Euis pun sempat kelabakan dan pada akhirnya orangtuanya mewakafkan tanah.

"Sempat bingung. Berunding sama semua pengurus, siapa yang mau menyediakan tempat. Dan akhir setelah berbicara pada orang tua saya, tanahnya selebar 800 meter persegi diwakafkan," ujar Euis.

BACA JUGA: Peringati Isra Mi'raj dan Sambut Ramadhan, HPKL Kota Sukabumi Gelar Dzikir

Pembangunan panti asuhan pun rampung pada tahun 1991. Tapi panti asuhan itu sempat dianggap sebagai panti asuhan non muslim, karena donaturnya hingga yang meresmikanya non muslim. Seiring berjalannya waktu, euis dan pengurus terus meyakinkan warga bahwa panti asuhan tersebut tak seperti itu.

"Setelah melihat kegiatan panti asuhan dan diberikan pengertian akhirnya warga pun paham," tuturnya.

BACA JUGA: Ini Baru Brigez, di Sukabumi Gelar Sunatan Massal dan Santuni Anak Yatim

Saat ini Nurun Nisa mengasuh yatim piatu yang berasal dari tiga desa di Kecamatan Cicurug. Anak penghuni panti asuhan memiliki kegiatan rutin seperti mengaji Alquran dan belajar ilmu agama islam. Ketika Ramadan, anak-anak akan mengikuti pesantren kilat.

"Semua anak-anak disini dari Desa Bangbayang, Desa Tenjolaya, Desa Cisaat,"tukasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI