Sukabumi Update

Sanggar Soeraoeng Warna Sukabumi, Buktikan Seni Tradisional Tak Kalah Keren

SUKABUMIUPDATE.com - Kemajuan zaman tidak menyurutkan para pelaku seni dan budaya di Sukabumi untuk terus berkaya. Dengan sentuhan tangan-tangan kreatif, para pelaku seni tetap bisa menghadirkan kesenian yang kekinian.

Seperti yang dilakukan "Soeraoeng Warna". Salah satu sanggar seni yang berbasis di Kota Sukabumi. Para seniman di Soeraoeng Warna piawai mengkolaborasikan seni tari dan tarik suara tradisional dengan yang modern.

Pendiri Soeraoeng Warna, Dewa Bezana (44 tahun) mengatakan, salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah dengan menciptakan kelompok seni Gending Funky. Hal ini dilakukan untuk menggugah semangat anak muda Kota Sukabumi dalam berkesenian.

"Gending Funky ini Kolaborasi antara alat tradisional dengan modern.  Setidaknya anak muda yang suka nge Band mengenal Waditra (Alat Kesenian Sunda) sehingga mereka mencoba dan dengan sendirinya terbiasa mencintainya," ujarnya kepada sukabumiupdate.com belum lama ini.

Menurut pria yang juga seorang penyiar di salah satu stasiun radio ini, alat musik tradisional dapat mengiringi semua genre musik. Mulai dari jazz, pop, dangdut dan lainnya.

"Kami terus berupaya mengkolaborasi alat musik tradisional. Karena bisa mengiringi semua genre musik dengan harapan kembali menggugah giroh untuk mengenalkan kembali alat musik tradisional sedikit demi sedikit," jelasnya.

BACA JUGA: Seni Tradisional Meriahkan Acara Perpisahan SMPN 1 Waluran Sukabumi

Nama Gending Funky, kata Dewa mempunyai arti tersendiri. Gending artinya alat musik jenis Gamelan, sedangkan Funky penuh emosi dan irama atau kolaborasinya.

"Kalau Soeraong Warnanya lahir pada tahun 2000 dan awaknya Sanggar Soeraoeng Warna bukan di bidang seni, tapi sanggar sandiwara radio. Karena saya sendiri di radio jadi ada penawaran salah satu radio swasta di Bekasi untuk membuat sandiwara radio maka muncullah nama itu," terangnya.

Arti dari Soeraoeng itu, tambah Dewa, artinya kemangi. Daun berwarna hijau yang tumbuh dimana-mana dan memiliki wangi yang khas. Selain itu, cocok disandingkan dengan berbagai makanan khas Sunda seperti oncom dan lainya.

BACA JUGA: 12 Perlombaan Olahraga dan Seni, Meriahkan Porseni PGRI Kabupaten Sukabumi

"Kalau warna hijaunya menggambarkan tutup pasaran (Tutup Keranda) sehingga ingat akan kematian. Karena kita tidak akan selamanya hidup didunia ini," paparnya.

Selain Gending Funky, Dewa juga menggarap karya lainya, yakni dibidang tari-tarian. Seperti tarian paketrok itek, putri mojang the mask, mojang koci, kembang leungeun, dan yang terakhir bentang Cikundul.

"Kalau Bentang Cikundul lahir pada awal Juli 2018 lalu dan sudah tampil di Kota Malang, Riau dan Tarakan. Tiga orang penarinya dari Soeraong Warna dan Tiga lagi dari Mojang Kota Sukabumi," katanya.

BACA JUGA: Meriahkan HUT RI, Pemdes Mekarmukti Sukabumi Bakal Gebyar Seni dan Olahraga

Rencananya, Bentang Cikundul ini akan menjadi daya tarik wisata di pemandian air panas Cikundul, Kota Sukabumi. Namun kembali lagi kebijakan pemerintah kota.

"Mudah mudahan dapat menarik para pengunjung untuk datang ke Cikundul. Saya juga berharap Bentang Cikundul ini dapat memiliki musik yang khas tersendiri. Baik menggunakan Sinden atapun tidak," pungkasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI