Sukabumi Update

King Cobra Gunung Kencana Jinak di Tangan Komunitas Dadali Pati Sukalarang

SUKABUMIUPDATE.com - Sebagian besar orang pasti takut dengan ular, terutama ular jenis king cobra karena bisanya yang mematikan. Tapi hal itu tidak berlaku bagi komunitas kasundaan Dadali Pati. Komunitas yang berasal dari Kampung Cimangkok, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang tersebut menjadikan ular sebagai teman bahkan mengajak ular menari.

Pertunjukan menghibur plus menakutkan ini digelar komunitas tersebut pada acara Soekaboemi Tempo Doeloe di halaman Gedung Wisma Wisnu Wardhani, Jalan Bhayangkara, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Minggu (6/10/2019).

BACA JUGA: King Cobra dan Weling, Buruan Utama Pawang yang Tewas di Sukabumi

Pembina Dadali Pati, Alam mengatakan, ular king cobra tersebut ditangkap dari alam liar di sekitar Gunung Kencana perbatasan antara Bogor dan Cianjur. Panjang king cobra yang digunakan atraksi itu mencapai 4 meter dengan berat 7 kilogram.

"Sengaja diambil dari alam liar, satu atau dua minggu setelah atraksi langsung dilepaskan lagi, lalu cari yang baru lagi. Tidak ingin memperbudak hewan," ujar Alam kepada sukabumiupdate.com.

BACA JUGA: Warga Cikembar Sukabumi Tangkap Ular Piton dengan Lemparan Batu

Selain king cobra, ular yang biasa digunakan atraksi adalah ular jenis cincin emas, welang, dan ular derik. Ular derik, kata Alam,  merupakan ular berbisa kedua setelah ular laut.

Menurut Alam, king cobra hanyalah ular berbisa ke lima. Walaupun begitu, bila manusia terkana patuk king cobra dan dalam 5 menit tidak ada pertolongan, maka akibatnya bisa sampai meninggal dunia.

BACA JUGA: Dipatuk Ular Hijau, Warga Pancalikan Terkapar di RSUD Sekarwangi Sukabumi

Untuk bisa menaklukan ular, Alam dan anggota komunitas menggunakan ilmu dari Alquran.

"Memakai ilmu dari Alquran. Ilmu Allah itu luar biasa, manakala kita mempercayai ilmu tersebut, lebih dari ini pun bisa. Ini bukan trik tapi murni ilmu. Diambil dari ayat Alquran seperti Asmaul Husna. Dengan cara melakukan puasa selama 41 hari sebelum atraksi. Tapi untuk rutinnya 3 hari sekali bisa, lalu ditambah wirid setiap hari selesai salat," jelas Alam.

Saat ini, komunitas Dadali Pati memiliki anggota sekitar 73 orang yang berasal dari Sukabumi. Komunitas Dadali Pati sendiri telah berdiri sejak dua tahun yang lalu. Adapun tujuan dari terbentuknya komunitas ini yaitu keinginan melestarikan budaya. Alam pun mengapresiasi kegiatan Soekaboemi Tempo Doeloe.

BACA JUGA: Warga Cikembar Dipatuk Ular Hijau, Begini Kondisinya!

"Ingin melestarikan seni dan budaya sunda karena budaya kita sudah tergerus budaya asing. Termasuk budaya debus, karena debus adalah budaya peninggalan karuhun, harus dijaga. Bangga terhadap panitia Soekaboemi Tempo Doeloe karena menyedikan wadah untuk melestarikan budaya di Sukabumi," pungkas Alam.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI