Sukabumi Update

Saatnya Masyarakat Jadi Kunci Pengembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu

SUKABUMIUPDATE.com - Masyarakat menjadi kunci dan bagian tak terpisahkan dalam pengembangan kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark. Inisiatif pengembangan kawasan tersebut tak hanya melibatkan tapi juga menampung gagasan dari masyarakat. 

Hal itu mengemuka dalam kegiatan edukasi dan sosialisasi pemberdayaan perekonomian masyarakat berbasis kampanye anti sampah plastik di Kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark di Pantai Palangpang, Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (14/12/2019). Kegiatan edukasi dan sosialisasi dihadari oleh masyarakat Desa Ciwaruperwakilan masyarakat dari tujuh kecamatan lain di wilayah geopark (Kecamatan Cikakak, Cisolok, Palabuhanratu, Simpenan, Waluran, Surade, dan Ciracap), komunitas dan aktivis pariwisata geopark, siswa SMP Negeri Ciemas dan SMA Negeri Ciemas, Sekretaris Daerah Iyos Soemantri yang mewakili Pemerintah Kabupaten Sukabumi yang dan manajemen Perum Jamkrindo.

Ketua Asosiasi Homestay Ciletuh Yudi Mulyadi menjelaskan, penetapan kawasan Ciletuh dan Palabuhanratu sebagai Geopark harus diikuti dengan pemberdayaan perekonomian masyarakat agar penetapan kawasan memberi dampak ekonomi. ”Ada banyak inisiatif dari masyarakat untuk mengembangkan kawasannya masing-masing. Pengembangan kawasan Geopark akan berhasil jika melibatkan masyarakat dan mengadopsi inisiatif dari masyarakat,” kata Yudi.

Ketua Paguyuban Lahan Parahyangan (Palapah) Cahya Sukendar menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir ini muncul inisiatif untuk menghidupkan kembali kekayaan tradisi peninggalan masa lalu yang hampir dilupakan oleh generasi muda. Hal ini dilakukan melalui Festival Bebegig yang merupakan ajang penampilan tradisi-tradisi khas Sunda di kawasan selatan Kabupaten Sukabumi. 

“Selain kekayaan alam, Kawasan Geopark juga memiliki kekayaan tradisi yang bisa diperkenalkan kepada masyarakat umum dan wisatawan, serta menjadi bukti bahwa pengembangan Kawasan Geopark akan optimal jika masyarakat menjadi subyek,” jelas Cahya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Perum Jamkrindo telah menandatangani kesepakatan bersama mengenai pengembangan dan pemberdayaan perekonomian masyarakat di Kawasan Ciletuh Palabuhanratu Unesco Global Geopark berbasis kampanye anti sampah plastik dengan durasi tiga tahun. Kesepakatan bersama ditandatangani sebagai bagian kolaborasi antara pemerintah dan badan usaha dalam mendukung pengembangan kawasan geopark. 

Direktur Perum Jamkrindo Sulis Usdoko mengatakan, pengembangan ekosistem di kawasan geopark memang tidak bisa mengesampingkan peran masyarakat. Masyarakat menjadi bagian penting dalam pengembangan itu, selain kolaborasi antara pemerintah dan multipihak. 

“Sampah plastik adalah persoalan yang terjadi di hampir semua tempat. Kami melihat, dengan terus dilakukannya berbagai upaya untuk mengurangi sampah plastik, kawasan geopark akan menjadi destinasi wisata yang bernilai jual tinggi. Selain memiliki keunikan bentang alam, kawasan geopark juga akan dikenal dan diingat masyarakat sebagai kawasan yang peduli serta bebas sampah plastik,” ujar Sulis. 

Sejalan dengan penanganan persoalan sampah plastik, Perum Jamkrindo juga ikut berkontribusi dalam memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar. Untuk memulai gerakan itu, anak-anak sekolah juga mulai dilibatkan dan dimulai dengan menggugah kepedulian anak-anak sekolah terhadap persoalan sampah. 

Hal ini dilakukan melalui lomba menggambar dengan tema anti sampah plastik dan dilanjutkan dengan penanaman pohon serta bersih-bersih sampah pada Minggu besok, 15 Desember 2019 .

Setelah dimulai di Pantai Palangpang, kegiatan serupa akan dilaksanakan di tujuh kecamatan lainnya di wilayah geopark. Diharapkan, selain bisa ikut menyukseskan program pemerintah yakni Indonesia bebas sampah plastik 2025, konsep pemberdayaan bisa betul-betul meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.  

 

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI