Sukabumi Update

Etos Budaya Sunda Eksis Sejak Salakanagara: Cageur, Bageur, Bener, Singer, Pinter

Ilustrasi Etos Budaya Sunda Eksis Sejak Salakanagara: Cageur, Bageur, Bener, Singer, Pinter (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Sunda adalah kelompok etnis tertentu yang berasal dari bagian barat Pulau Jawa, dimana tatar pasundan ini mencakup wilayah administrasi Jawa Barat dan Banten.

Budaya Sunda sendiri berkembang dan menetap di dalam masyarakat Sunda, dimana dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi sopan dan santun.

Secara lazim, karakteristik dan kepribadian masyarakat Sunda dikenal sebagai masyarakat yang ramah-tamah, murah senyum, lemah dan lembut, riang serta hormat kepada orang tua, seperti dilansir via gramedia.com.

Mengenal Etos Budaya Sunda: Cageur, Bageur, Bener, Singer, Pinter

Sejak zaman Salakanagara, Etos dan watak budaya Sunda telah diterapkan di masyarakat.

Salakanagara adalah Kerajaan Perak, kerajaan Sunda tertua di Nusantara. Melalui etos dan watak yang telah berlangsung sejak lama ini, masyarakat Sunda menjadi sejahtera dan makmur selama kurang lebih seribu tahun lamanya.

Baca Juga: Budaya Khas Tatar Sunda, Simak Cerita Wayang Golek Semar Rarabi (Jaka Gintiri)

1. Etos Budaya Sunda: Cageur

Cageur dalam bahasa indonesia berarti sehat yang mana sehat secara jasmani maupun rohani, sehat moralnya, sehat pikirannya, memiliki pendirian. Kemudian cageur etos budaya sunda yaitu sehat dalam bertutur, berbahasa, serta bekerja.

2. Etos Budaya Sunda: Bageur

Bageur dalam etos budaya sunda berarti baik, seperti baik antar sesama.

Orang Sunda Bageur maksudnya andil dalam memberikan bantuan, seperti bantuan dalam bentuk moral mulai dari pikiran hingga materi.

Bageur juga berarti tidak pelit pada sesama, tidak mudah emosi, penolong dan ikhlas dalam melaksanakan serta mengamalkannya (tidak hanya diucapkan saja).

Baca Juga: Boboko hingga Hihid! Belajar Etnomatematika dalam Budaya Sunda di Sukabumi

3. Etos Budaya Sunda: Bener

Etos Budaya Sunda yang ketiga adalah Bener atau Benar.

Bener berarti tidak berbohong yaitu tidak sembarangan dalam melakukan pekerjaan, amanah, berpandangan lurus dan baik dalam menjalankan agama.

Orang Sunda dengan etos budaya ini juga diyakini mampu melatih dan memimpin dengan baik termasuk tidak merusak lingkungan alam.

Etos budaya sunda ini juga bermakna ketika menjalankan dan mengamalkan sesuatu yang baik dan benar, selalu mengingat bahwa hal atau sesuatu yang baik belum tentu benar.

Namun demikian, apabila keduanya digabungkan tentu membuahkan amalan yang tepat, yakni mengandung poin baik serta benar.

Hal tersebut menunjukkan bahwa etos dan watak bageur dan bener orang sunda harus beriringan.

4. Etos Budaya Sunda: Singer

Ke empat, Etos Budaya Sunda adalah Singer.

Bukan Penyanyi! Singer berarti mawas diri, teliti atau cermat dalam bekerja.

Singer Sunda maksudnya memprioritaskan orang lain sebelum dirinya sendiri, menghormati pendapat atau gagasan orang lain, penuh dengan rasa kasih sayang.

Orang sunda yang Singer ini tidak tersinggung dan marah apabila dikritik justru akan menerima dengan lapang dada.

Masyarakat Sunda menerapkan etos dan watak mawas diri agar sadar untuk tidak melakukan sesuatu diluar batas.

Baca Juga: Ayo, Ingat Kembali Tatarucingan Sunda! Permainan Tradisional Teka-Teki Sejenis Riddle

5. Etos Budaya Sunda: Pinter

Etos Budaya Sunda yang terakhir adalah Pinter, berarti pintar, pandai, atau cerdas.

Etos Budaya Sunda Pinter maknanya mengerti dalam hal ilmu agama sampai ke akarya, mampu beradaptasi antar sesama, menyelesaikan permasalahan dengan cakap dan bijaksana, serta tidak mudah curiga pada orang lain.

Etos dan watak pandai diperlukan oleh setiap pribadi masyarakat Sunda mengingat kewajiban menuntut ilmu dan pengetahuan agar wawasan semakin bertambah.

Bersumber dari ilmu dan pengetahuan tersebut maka membangun masyarakat serta kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya bisa dilakukan.

Meskipun tidak semua pribadi masyarakat Sunda sempurna dalam menerapkan etos dan watak tersebut, namun Cageur, Bageur, Bener, Singer, Pinter diharapkan bisa membentuk individu yang sesuai dengan norma.

Untuk diketahui, Suku sunda memiliki slogan sekaligus menjadi filosofi hidup masyarakatnya, yaitu ‘Soméah Hade ka Sémah’ berarti ramah, bersikap baik, menjaga, melayani dan menjamu, serta menyenangkan semua orang.

Sumber : gramedia.com

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT