Sukabumi Update

Suka Ngadaweung Sendirian? Yuk, Kenali Gejala dan Bahaya Gangguan Melamun

Ilustrasi. Orang Suka Ngadaweung Sendirian: Kenali Gejala dan Bahaya Gangguan Melamun (Sumber : pixabay.com)

SUKABUMIUPDATE.com - Ngadaweung adalah istilah dalam bahasa sunda dan sudah umum digunakan oleh masyarakat termasuk Sukabumi.

Makna dari kata ngadaweung adalah duduk merenung dengan pandangan menerawang menurut kamussunda.net. Ngadaweung dalam bahasa Indonesia juga disamakan dengan kondisi melamun yang kerap dilakukan seseorang.

Sementara melamun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti termenung sambil pikiran melayang ke mana-mana.

Jika sewajarnya dilakukan, ngadaweung atau melamun bisa saja mengurangi stres dan kecemasan, dikutip dari Verywell Mind. Ini karena melamun membuat seseorang mengalir bebas dan mengabaikan sejenak keadaannya.

Baca Juga: 7 Tips Mengatasi Perut Buncit: Lebih PD Tanpa Lemak Bucitreuk, Burayut, Bureuteu

Namun demikian, ngadaweung atau melamun juga bisa berdampak sebaliknya atau membuat orang tidak bisa menyesuaikan diri. Kondisi itu ketika melamun menjadi sangat mengganggu kegiatan dan kehidupan seseorang. Misalnya, melamun sangat detail dan fantastis sampai mengabaikan tugas dan pekerjaannya.

Melansir Sleep Foundation via Tempo.co, gangguan ngadaweung atau melamun itu pertama kali didefinisikan pada 2002. Akan tetapi belum diakui dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).

Kondisi melamun yang buruk biasanya dialami orang yang mengalami kecemasan, depresi dan gangguan obsesif-kompulsif.

Gejala gangguan melamun atau suka ngadaweung sendirian

Mengutip Healthline, orang dengan gangguan melamun atau suka ngadaweung sendirian berkemungkinan mengalami beberapa kondisi, antara lain:

1. Lamunan sangat jelas dan memiliki karakternya sendiri, seperti plot, detail, dan fitur cerita yang kompleks

2. Lamunan dipicu oleh peristiwa kehidupan nyata, seperti suara, benda, bau, percakapan, dan film

3. Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari karena terlalu sering melamun

4. Kesulitan tidur saat malam, karena keinginan yang luar biasa untuk terus melamun

5. Melakukan gerakan berulang, ekspresi wajah, berbisik, dan berbicara sendiri saat melamun

6. Lamunan berlangsung hingga berjam-jam.

Baca Juga: Kenapa Namanya Sukabumi? Sebelum Like Earth Kekinian, Ini Cerita Historis Kota Mochi!

Merujuk Cleveland Clinic, orang yang mengalami gangguan melamun atau suka ngadaweung sendirian biasanya sering bergumul dengan perasaan negatif.

Beberapa alasannya yaitu mengalami Gangguan sosial sehingga memilih untuk melamun daripada menghabiskan waktu dengan orang lain. Kemudian adanya gangguan pekerjaan atau hobi sehingga memilih menghabiskan waktu untuk melamun daripada beraktivitas.

Selanjutnya merasa malu dan bersalah atas suatu hal tertentu. Akhirnya, merasa tidak enak dan malu ketika sadar sudah banyak waktu untuk melamun. Kondisi itu terasa telah mengganggu bagian lain dari kehidupan

Terakhir, sebagian orang yang ngadaweung atau melamun kerap merasa ketagihan. Pasalnya mereka kadang merasa kesal dan marah ketika melewatkan kesempatan untuk melamun.

Sumber: Tempo.co

Editor : Nida Salma Mardiyyah

Tags :
BERITA TERKAIT