Sukabumi Update

6 Penyebab Sleepwalking, Gangguan Tidur Sambil Berjalan

Ilustrasi sleepwalking - 6 Penyebab Sleepwalking, Gangguan Tidur Sambil Berjalan. | (Sumber : Pixabay.com/Engin_Akyurt.)

SUKABUMIUPDATE.com - Pernahkah mengalami sleepwalking atau gangguan tidur sambil berjalan? Sleepwalking merupakan kondisi gejala gangguan tidur yang membuat seseorang terbangun dan berjalan saat dirinya tertidur.

Mengutip halodoc, umumnya, sleepwalking atau gangguan tidur berjalan terjadi pada anak-anak berusia antara 5–12 tahun. Namun, gangguan tidur berjalan bisa menyerang siapa saja, termasuk orang dewasa dan lansia.

Gejala sleepwalking biasanya mereka akan mengalami pandangan lurus dan terlihat tidak mengenali apapun di sekitarnya. Meskipun matanya terbuka lebar, tetapi sebenarnya dirinya masih dalam keadaan tertidur.

Penyebab Sleepwalking

Beberapa orang bisa saja mewarisi kecenderungan untuk berjalan sambil tidur. Penyebab sleepwalking terkadang diturunkan dalam keluarga. Namun, dilansir dari Healthline via Tempo.co, ada juga penyebab lainnya mengalaminya, di antaranya:

1. Stres

Stres dan kecemasan diketahui mengganggu istirahat malam yang nyenyak. Beberapa ilmuwan tidur juga berpendapat bahwa stres di siang hari dapat menyebabkan somnambulisme, salah satu pemicu utama episode berjalan sambil tidur adalah peristiwa stres yang dialami di siang hari.

Baca Juga: Bukan Bang Edi, Ini 3 Sosok di Preman Pensiun yang Bikin Nyali kang Mus Ciut

2. Kurang tidur

Orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami sleepwalking. Pemindaian otak MRI pada orang-orang dengan riwayat berjalan dalam tidur menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan jumlah episode berjalan dalam tidur yang dialami orang.

3. Migrain

Jika menderita migrain kronis, tidak menutup kemungkinan lebih rentan berjalan dalam tidur. Pada 2015, sekelompok ilmuwan mewawancarai 100 pasien yang secara rutin berjalan dalam tidur, dan menemukan hubungan yang kuat antara berjalan dalam tidur dan sakit kepala seumur hidup, terutama migrain.

4. Demam

Sleepwalking telah dikaitkan dengan penyakit yang menyebabkan demam, terutama pada anak-anak. Demam juga dapat menyebabkan teror malam, yaitu gangguan tidur di mana mungkin berteriak, meronta-ronta, atau mencoba melarikan diri dari hal-hal menakutkan yang dirasakan saat tidur.

Baca Juga: Terlihat Fenomena Pelangi Mengelilingi Matahari di Langit Sukabumi, Ini Penjelasannya

5. Gangguan pernapasan

Apnea tidur obstruktif adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan berhenti bernapas untuk waktu yang singkat saat tidur. Ini lebih dari sekedar mendengkur. Sleep apnea yang parah dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung. Hal ini menyebabkan kurang tidur sehingga memicu sleepwalking pada anak-anak.

Baca Juga: David Da Silva Usung Misi Bangkit Jelang Persib Bandung Bersua Rans Nusantara

6. Penyakit Parkinson

Penyakit parkinson adalah kondisi saraf yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak. Seiring berkembangnya penyakit, penyakit ini dapat mempengaruhi bagian batang otak yang mengontrol gerakan serta bagian otak yang mengontrol tidur.

Sumber: Tempo.co (Malini)

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT