Sukabumi Update

Asal-Usul Istilah FOMO, Fenomena Takut Ketinggalan Tren

Ilustrasi. FOMO merupakan fenomena sosial yang bisa dialami siapa saja terutama di era media sosial seperti saat ini | Foto: iStock

SUKABUMIUPDATE.com - Saat ini hampir semua orang menggunakan media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube dan sebagainya sehingga menjadikan seseorang dapat dengan mudah mendapatkan sebuah informasi.

Tak jarang beberapa orang menjadi kecanduan media sosial yang disebabkan merasa FOMO (Fear of Missing Out) atau suatu kondisi dimana seseorang merasa khawatir akan ketinggalan trend atau kabar yang sedang berlangsung.

Melansir dari Suara.com, istilah FOMO sendiri mengacu pada perasaan yang menganggap bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan lebih baik dibandingkan dengan dirinya sendiri.

Tak jarang perasaan seperti itu kemudian dapat menyebabkan rasa iri yang mendalam hingga mempengaruhi harga diri. Saat ini fenomena FOMO menjadi semakin umum, terutama sejak maraknya penggunaan media sosial.

Baca Juga: 3 Tips Gunakan Media Sosial Supaya Kamu Tidak Merasa FoMO

Namun, jauh sebelum era media sosial seperti saat ini, fenomena FOMO sebenarnya sudah ada, sebagaimana dilansir dari Very Well Mind yang menyebutkan jika manusia sejak dulu pasti pernah melewatkan waktu yang baik dalam hidupnya.

Meski begitu, fenomena FOMO ini baru dipelajari selama beberapa dekade terakhir, dimulai dengan makalah penelitian tahun 1996 oleh ahli strategi pemasaran, Dr. Dan Herman, yang menciptakan istilah "fear of missing out" atau takut ketinggalan.

Namun, sejak munculnya media sosial, FOMO menjadi lebih jelas dan lebih sering dipelajari. Media sosial telah mempercepat fenomena FOMO dalam beberapa cara. Bahkan sampai membuat seseorang bisa dengan mudah membandingkan kehidupan dirinya dengan sorotan kehidupan orang lain.

Baca Juga: Ramai Istilah PMO di Media Sosial, Kenali Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Media sosial menjadi platform untuk menyombongkan diri, di situlah hal-hal, peristiwa, dan bahkan kebahagiaan itu sendiri kadang-kadang justru dijadikan saingan.

Orang-orang dari segala usia dapat mengalami FOMO, beberapa penelitian telah membuktikan itu. Satu studi dalam jurnal Penelitian Psikiatri menemukan bahwa rasa takut ketinggalan terkait dengan penggunaan ponsel pintar dan media sosial yang lebih besar. Kedua hal itu ternyata tidak ada kaitan apa pun dengan usia atau jenis kelamin.

Meskipun beberapa faktor kemungkinan berperan, penelitian tersebut juga menemukan bahwa penggunaan media sosial dan penggunaan ponsel pintar yang "bermasalah" dikaitkan dengan pengalaman FOMO yang lebih besar.

Baca Juga: Apa Arti Kata Slay Dalam Bahasa Gaul? Kerap Digunakan Anak Muda

Penggunaan ponsel terkait dengan ketakutan akan penilaian negatif dan bahkan positif oleh orang lain serta terkait dengan efek negatif pada suasana hati.

Remaja dan orang muda mungkin sangat rentan terhadap efek FOMO. Melihat teman dan orang lain memposting di media sosial dapat menyebabkan perbandingan dan ketakutan yang kuat akan kehilangan hal-hal yang dialami rekan mereka.

Sumber: Suara.com

Editor : Dede Imran

Tags :
BERITA TERKAIT