Sukabumi Update

20 Paribasa Sunda untuk Nyindir Orang Sombong: “Asa Aing Uyah Kidul”

Ilustrasi. 20 Paribasa Sunda untuk Nyindir Orang Sombong: “Asa Aing Uyah Kidul” (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam sebuah buku berjudul “Cakap Peribahasa, Puisi Baru dan Pantun” paribasa atau peribahasa adalah sebuah bentuk bahasa kiasan atau bahasa yang secara tidak langsung mengungkapkan maknanya, namun menggunakan perbandingan.

Kemudian, menurut Satjadibrata dalam Rosidi sebagaimana melansir dari laman Gramedia, Paribasa merupakan kata-kata yang disusun menjadi sebuah ungkapan atau ucapan yang memiliki arti pengalaman hidup atau menjadi sebuah petuah.

Sementara itu, suku Sunda sendiri memiliki paribasa Sunda yang seharusnya dijadikan sebagai hal yang harus dijaga dan diketahui oleh kelompok masyarakat, agar tidak hilang terbawa zaman.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Toko Emas di Sukabumi Terbaik dan Paling Lengkap

Ada begitu banyak paribasa Sunda yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin di zaman yang sudah modern ini paribasa tersebut bisa dilestarikan dan dipamerkan di media sosial.

Karenanya, disini kami akan memberikan contoh paribasa Sunda untuk nyindir orang sombong dan tak tahu diri yang mungkin akan relate dengan kehidupan kamu sehari-hari, kami rangkum dari laman Sundapedia.com.

Baca Juga: 15 Rekomendasi Cafe di Sukabumi, Cocok Buat Tempat Nongkrong Malam Minggu

  • Adam lali tapel : lupa pada sanak keluarga dan lupa ke kampung halaman
  • Adean ku kuda beureum : merasa gaya dengan barang orang lain maksudnya yang dibanggakan itu bukan miliknya tapi titipan atau milik orang lain).
  • Agul ku payung butut : sombong oleh keturunan atau bangga dengan barang yang nilainya tidak seberapa.
  • Aku-aku angga: mengakui barang milik orang atau hasil pekerjaan orang lain.
  • Alak-alak cumampaka : ingin dipuji orang, merasa paling unggul atau yang rendah ingin menyerupai yang tinggi, yang hina ingin menyerupai yang mulia.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Toko Seragam Sekolah di Sukabumi Beserta Perlengkapannya

  • Anjing ngagogogan kalong : menginginkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai atau terlaksana.
  • Ari umur tunggang gunung, angen-angen pecat sawed : umur sudah tua tapi keinginan masih seperti anak muda.
  • Asa aing uyah kidul : sombong, merasa lebih unggul dari orang lain.
  • Beunghar méméh boga : banyak gaya tidak seimbang dengan kondisi ekonominya.
  • Beuteung mutiktrik berekat meunang : sudah makan kenyang lalu pulangnya membawa bingkisan.
  • Bonténg ngalawan kadu : yang kecil melawan yang besar.

Baca Juga: 3 Alasan Orang Introvert Tidak Suka Keramaian: Kesendirian Lebih Nyaman

  • Cileuncang mandé sagara, cécéndét mandé kiara, hunyur nandéan gunung : menyamai gaya hidup orang yang harkat, derajat, atau hartanya lebih tinggi.
  • Hirup ku panyukup gedé ku paméré : merasa cukup dengan pemberian orang dan tidak mau ikhtiar sendiri.
  • Hunyur nandéan gunung : menyaingi orang yang harkat derajat dan hartanya lebih tinggi.
  • Jogjog neureuy buah loa : mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin berhasil atau mengharapkan jodoh yang tidak sederajat.
  • Kotok bongkok kumorolong, kacingcalang kumarantang : orang yang ikut-ikutan melakukan suatu perbuatan akibat terbawa arus, bukan dari keinginan sendiri sehingga terkesan jelek.

Baca Juga: 6 Daftar Anime Populer di Indonesia, Diantaranya Demon Slayer dan Naruto!

  • Lauk buruk milu mijah : ikut-ikutan melakukan perkara yang bukan keinginan sendiri atau ikut memanfaatkan keadaan.
  • Pangkat méméh jeneng : sombong menyerupai orang yang punya kedudukan.
  • Piit ngeundeuk ngeundeuk pasir : menginginkan yang tidak sederajat tentunya tidak akan tercapai.
  • Piritan milu endogan : ikut-ikutan pada urusan karena terbawa arus, bukan atas dasar keinginan sendiri.

Sumber: Sundapedia.com

Editor : Reza

Tags :
BERITA TERKAIT