Sukabumi Update

640 Tahun Lalu, Adat dan Tradisi Turun Temurun Kampung Adat Ciptagelar Sukabumi

640 Tahun Lalu, Adat dan Tradisi Turun Temurun Kampung Adat Ciptagelar, Sukabumi (Sumber : Instagram/@odewikra)

SUKABUMIUPDATE.com - Konsep hidup masyarakat Kampung Adat Kabupaten Sukabumi cenderung damai dengan alam. Salah satunya, soal ragam cara hidup masyarakat Kampung Adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi. 

Mari mengenal lebih dekat Kampung Adat Ciptagelar, Kabupaten Sukabumi!

Dilansir dari disparbud.jabarprov.go.id dan sukabumikab.go.id, Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar, merupakan salah satu kampung adat di Indonesia yang terletak di kawasan Pegunungan Halimun, tepatnya di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Munchausen: Suka Pura-pura Sakit Termasuk Gangguan Psikologis?

Ciptagelar merupakan salah satu kampung adat yang masuk dalam kesatuan adat Banten Kidul, mengutip dari laman resmi Kabupaten Sukabumi. Masyarakat Banten Kidul sendiri adalah masyarakat yang mendiami kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tersebar meliputi 3 kabupaten, yaitu Lebak, Bogor dan Sukabumi. 

Kasepuhan Adat Ciptagelar Sukabumi masih memegang kuat adat dan tradisi yang diturunkan sejak 640 tahun yang lalu.

Kasepuhan Ciptagelar dipimpin oleh seorang tetua adat (baca:abah) yang diangkat berdasarkan keturunan. Saat ini Kasepuhan Adat Ciptagelar dipimpin oleh abah sejak tercatat di kasepuhan tahun 1368. 

Baca Juga: 10 Tips Move On dari Mantan, Jangan Takut Jatuh Cinta Lagi!

Tak hanya itu, Kasepuhan Ciptagelar diketahui masih memiliki keterikatan dengan kerajaan sunda Prabu Siliwangi. 

Penelitian Rahmawati & Supriyana (2022), bertajuk "Onomatope dalam Masyarakat Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Jawa Barat" menyebutkan ada beberapa tradisi yang dipegang teguh oleh masyarakat desa adat Ciptagelar. Diantaranya rumah khas Sunda yang dibangun semi permanen, sistem bercocok tanam (secara tradisional tanpa pupuk kimia, traktor dan tidak memakai varietas padi dari luar), dan larangan jual-beli padi.

Berkat cara hidup damai dengan alam ini mereka mampu mencapai swasembada pangan.

Masyarakat Ciptagelar juga masih rutin menyelenggarakan upacara adat turun temurun seperti Ngaseuk (taman padi), Mipit (panen padi), Nganyaran (mencicipi hasil panen), Ponggokan (penyerahan/pembagian hasil panen) dan Seren taun (pesta panen).

Baca Juga: Wisata Curug di Sukabumi, Cikaso Jadi Tempat Bersemayam Prabu Siliwangi?

Meski masih kental dengan kearifan lokalnya, mengutip dari Disparbud Jabar, masyarakat Kampung Adat Ciptagelar tidak menolak adanya modernisasi. Buktinya, ada aliran listrik bersumber dari PLTA yang dibangun secara swadaya, serta stasiun televisi dan radio yang dikelola oleh masyarakat sekitar.

Sumber: Berbagai Sumber

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT