Sukabumi Update

Mengenal Hedonic Treadmill: Bahagia dan Terluka Sesaat, Validasi Numpang Lewat!

Ilustrasi. Rekan Kerja | Mengenal Hedonic Treadmill: Bahagia dan Terluka Sesaat, Validasi Numpang Lewat (Sumber : Freepik/@jcomp)

SUKABUMIUPDATE.com - Kebahagiaan sementara layak disematkan pada orang-orang yang mengalami Hedonic Treadmill. 

Konsep psikologis ini menempatkan rasa bahagia yang tidak bertahan lama. Artinya, rasa bahagia hanya 'mampir' dan kehidupan pun akan kembali seperti semula.

Hedonic Treadmill, sebagaimana dikutip via Suara.com, juga dikenal sebagai Hedonic adaptation. Ini adalah konsep psikologis yang menjelaskan kecenderungan manusia untuk kembali ke tingkat kebahagiaan yang relatif stabil setelah mengalami peristiwa menyenangkan atau menyakitkan dalam hidup mereka. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger: Pengidap Disabilitas yang Cerdas, Termasuk Autis?

Lantas, apa itu Hedonic Treadmill? Bagaimana konsep ini mempengaruhi persepsi dan kepuasan kita terhadap kehidupan? Simak penjelasannya berikut ini!

Arti Hedonic Treadmill

Hedonic Treadmill menggambarkan bahwa kebahagiaan seseorang cenderung berlangsung sementara setelah mengalami sebuah peristiwa. 

Misalnya, ketika seseorang membeli sesuatu yang diinginkan, mungkin mereka merasa sangat senang dan gembira dalam waktu singkat. Namun, seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu cenderung kembali ke tingkat awal sebelum pembelian itu dilakukan. 

Hal yang sama berlaku untuk peristiwa menyakitkan, seperti kehilangan orang terkasih atau mengalami kegagalan. Awalnya, kamu mungkin merasa sangat sedih atau putus asa, tetapi seiring waktu berlalu, tingkat kebahagiaan kembali ke titik semula.

Penyesuaian diri

Salah satu faktor utama penyebab Hedonic Treadmill adalah penyesuaian diri terhadap situasi baru. Ketika mengalami sesuatu yang baru, baik itu hal yang positif atau negatif, otak akan menyesuaikan diri dan mencari keseimbangan kembali. 

Baca Juga: Mengenal Sindrom Munchausen: Suka Pura-pura Sakit Termasuk Gangguan Psikologis?

Misalnya, ketika seseorang naik pangkat di pekerjaan, awalnya mungkin merasa senang dan puas dengan prestasi itu. Namun, seiring berjalannya waktu, kamu mungkin mulai menginginkan lebih banyak atau merasa terbebani oleh tanggung jawab baru yang datang dengan posisi itu.

Akibatnya adalah tingkat kebahagiaan mereka kembali ke tingkat awal atau bahkan lebih rendah.

Dibandingkan dengan orang lain

Hedonic Treadmill juga dipengaruhi adanya bias perbandingan sosial. Kamu cenderung membandingkan diri dengan orang lain dalam hal kekayaan, prestasi, atau kebahagiaan. 

Jika melihat orang lain yang memiliki lebih banyak hal, kamu mungkin merasa kurang puas dengan apa yang dimiliki. Namun, seiring dengan apa yang dicapai, kamu bisa saja mulai membandingkan diri dengan orang-orang yang lebih baik lagi, dan kebahagiaanmu kembali berada dalam lingkaran yang sama.

Baca Juga: Heboh Kasus Selingkuh, Apa Saja Tanda Pernikahan Tidak Berkah? Ini Kata Buya Yahya

Meskipun Hedonic Treadmill bisa terlihat sebagai sesuatu yang negatif, pemahaman akan konsep ini dapat membantu seseorang untuk mengelola harapan dan meningkatkan kualitas hidup. 

Kebahagiaan tidak hanya tergantung pada pencapaian atau akuisisi materi, tetapi juga cara setiap orang memandang dan merespon kejadian dalam hidup.

Demikian ulasan mengenai apa itu Hedonic Treadmill beserta contohnya.

Sumber : Suara.com/Muhammad Zuhdi Hidayat

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT