Sukabumi Update

4 Istilah Pemakaman Religius: Kremasi hingga Ngaben

Ilustrasi. Api Kremasi | Istilah Pemakaman Religius (Sumber : Twitter/@advokasi_hindu)

SUKABUMIUPDATE.com - Masatia atau Masatya (dalam bahasa Bali berarti "setia") adalah praktik pemakaman religius yang pernah dilangsungkan di Pulau Bali, Indonesia. Praktik Masatia dilakukan ketika wanita dari keluarga kerajaan yang baru saja menjadi janda, membakar diri di atas api kremasi suaminya.

Namun, pada tahun 1905, semua penguasa Bali sepakat untuk menghapuskan praktik Masatia. Dirangkum dari berbagai sumber, praktik pemakaman di Bali, Indonesia memiliki nuansa religius yang kaya dan unik.

Pemakaman di Bali dianggap sebagai upacara yang penting dan dijalankan dengan mengikuti tradisi agama Hindu Bali, yang dikenal sebagai Agama Hindu Dharma.

Baca Juga: 5 Contoh Batu Alam Indonesia, di Warudoyong Sukabumi Jenis Apa?

Berikut beberapa aspek umum terkait praktik pemakaman religius di Bali:

Istilah Pemakaman Religius di Bali

1. Kremasi

Di Bali, mayoritas pemakaman dilakukan dengan proses kremasi. Tubuh orang yang meninggal akan dibakar sebagai bagian dari upacara pemakaman.

Biasanya, ini dilakukan di tempat khusus yang disebut "Pura Dalem" atau "Pura Puseh", yang merupakan kuil kematian.

2. Ritesa Sanggah

Ritesa Sanggah adalah upacara yang dilakukan setelah pemakaman untuk memastikan kesucian dan keberkahan bagi keluarga yang ditinggalkan. Upacara ini melibatkan penyucian dan pemurnian rumah dan lingkungan sekitarnya untuk memastikan bahwa roh yang meninggal berpindah dengan damai.

3. Upacara Ngelepar

Upacara Ngelepar adalah upacara khusus yang dilakukan ketika seseorang meninggal dalam keadaan tidak normal, misalnya karena bunuh diri atau kecelakaan. Upacara ini dilakukan untuk membersihkan dan membebaskan jiwa dari ikatan yang kuat dengan dunia fisik.

4. Ngaben

Ngaben adalah istilah dalam bahasa Bali yang merujuk pada upacara kematian yang melibatkan pemakaman dengan kremasi.

Ngaben biasanya melibatkan prosesi yang rumit, di mana mayat dikremasi dan abunya dikumpulkan untuk dihanyutkan ke laut atau sungai sebagai simbol pembebasan jiwa dari siklus reinkarnasi.

Baca Juga: 5 Mitos Batu Hitam di Dunia, Ada Misteri Sekitar Stadion Suryakencana Sukabumi!

Penting untuk digaris bawahi, praktik pemakaman di Bali dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti kasta, status sosial, dan adat istiadat keluarga.

Meski begitu, dalam semua praktik pemakaman, penghormatan terhadap roh yang meninggal dan upacara keagamaan merupakan elemen utama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Bali.

Sumber: Berbagai Sumber.

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT