Sukabumi Update

10 Perilaku Orang Tua yang Bisa Merusak Mental Anak, Yuk Bunda Diperhatikan!

Ilustrasi - Ada beberapa perilaku orang tua yang wajib dihindari agar tidak merusak mental anak. (Sumber : unsplash.com/@Luke Pennystan).

SUKABUMIUPDATE.com - Perilaku orang tua dapat berdampak besar pada perkembangan mental anak. Perilaku yang positif dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan bahagia, sedangkan perilaku yang negatif dapat menyebabkan masalah mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan makan.

Tanpa disadari, perilaku orang tua memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan dan kesejahteraan mental anak-anak. Beberapa orang tua mungkin akan abai dari dampak perilaku mereka terhadap anak-anak yang dapat membuat mentalnya menjadi rusak.

Nah, berikut ini ada beberapa perilaku orang tua yang dapat berpotensi merusak kesehatan mental anak, antara lain:

Baca Juga: 12 Ciri Orang Mengalami Gangguan Kepribadian, Apa Kamu Salah Satunya?

1. Kekerasan Fisik atau Emosional

Paparan terhadap kekerasan fisik atau emosional dalam keluarga dapat menyebabkan anak merasa tidak aman, takut, dan cemas. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah perilaku dan emosional pada anak di masa depan.

2. Penelantaran

Ketidakpedulian atau penelantaran terhadap kebutuhan dasar fisik, emosional, dan psikologis anak dapat membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak dicintai. Ini dapat mengakibatkan rendahnya harga diri, depresi, dan masalah hubungan interpersonal di kemudian hari.

3. Kontrol Terlalu Berlebihan

Orang tua yang terlalu mengontrol dan membatasi kehidupan anak mereka dapat menghambat perkembangan kemandirian dan kemampuan pengambilan keputusan anak. Hal ini bisa menyebabkan kecemasan, ketidakmampuan beradaptasi, dan kurangnya kemampuan mengatasi tantangan.

Baca Juga: 9 Gejala ADHD Pada Anak yang Wajib Dikenali Oleh Orang Tua, Yuk Simak!

4. Kritik berlebihan atau ejekan

Kritik yang berlebihan atau ejekan terhadap anak dapat merusak harga diri dan citra diri anak. Mereka mungkin merasa tidak berharga atau tidak mampu, yang dapat memicu masalah kepercayaan diri dan depresi.

5. Membandingkan dengan orang lain

Membanding-bandingkan anak dengan orang lain, terutama saudara kandung atau teman-teman, dapat menciptakan rasa tidak puas dengan diri sendiri dan merasa kurang dihargai. Ini dapat menyebabkan perasaan cemburu dan persaingan yang tidak sehat.

6. Ekspektasi yang Tidak Realistis

Menempatkan ekspektasi yang terlalu tinggi dan tidak realistis pada anak dapat memberikan tekanan berlebihan. Ini bisa mengarah pada kecemasan kinerja, rasa tidak aman, dan perasaan tidak mampu.

Baca Juga: 11 Ciri Gangguan Kepribadian yang Pengaruhi Hubungan Sosial, Kamu Mengalaminya?

7. Ketidakstabilan dalam Hubungan Keluarga

Konflik atau perubahan konstan dalam hubungan keluarga seperti perceraian atau pertengkaran yang sering dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil bagi anak. Ini bisa berdampak negatif pada kestabilan emosional dan kesejahteraan anak.

8. Kurangnya Dukungan Emosional

Anak-anak membutuhkan dukungan emosional dari orang tua untuk mengatasi stres dan tantangan. Kurangnya dukungan tersebut dapat membuat anak merasa kesepian, tidak dicintai, dan sulit mengatasi perasaan mereka.

9. Pemberian Contoh yang Buruk

Orang tua yang memberikan contoh perilaku buruk, seperti penggunaan alkohol atau narkoba, kekerasan, atau perilaku kriminal, bisa memengaruhi anak dengan cara yang negatif.

Baca Juga: 10 Gejala ADHD pada Anak yang Sangat Mudah Dikenali, Yuk Bunda Perhatikan!

10. Perilaku Negatif terhadap Konflik

Orang tua yang sering bertengkar atau berkonflik di depan anak, terutama jika konflik itu tidak diselesaikan dengan baik, dapat menyebabkan kecemasan dan ketidakamanan pada anak.

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT