Sukabumi Update

Catat Waktunya! Nganteuran Resep Perempuan Jampang dalam Film, Buku dan Pertunjukan

Ilustrasi helaran nganteuran (Sumber: istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah seniman dan peniliti mewujudkan kecintaan mereka terhadap budaya Sukabumi dalam distribusi arsip residensi Museum Kuliner Nganteuran Resep Perempuan Jampang. Salah satu aset budaya lokal Sukabumi akan dieksplorasi ke dalam buku, film dokumenter dan seni pertunjukan.

Sejak awal 2023, 12 seniman dan peneliti dari berbagai latar belakang ini melakukan pelacakan pola; gerak, serta peran perempuan dalam tindak laku performative, dan mendokumentasikan. Serta membaca logika tetumbuhan seperti panen; olahan, logika alat tangkap, desain hutan; lahan, khususnya di wilayah VI JampangKulon Kabupaten Sukabumi.

Bentuk produk utama dari residensi dan penelitian ini, berupa film dokumenter, pertunjukan dan buku hasil riset yang turut serta menjadi bagian dari pameran. Selain itu, ada produk sound performance, visual grafis, tulisan dan foto dokumentasi momen tradisi
nganteuran.

Dari akses arsip sejarah dan pengetahuan lokal yang jarang tercatat, tetapi
mengikat-teringat sebagai warisan tutur penamaan sumber kekayaan alam, juga nganteuran sebagai performative, dimaknai sebagai ungkapan mengantar rasa pada era digital (kita saat ini).

Aktivitas bertemu, bersosialisasi dan silaturahmi tidak terbatas pada physical, tetapi
pertemuan arsip dan dokumentasi, serta interaksi digital dan juga performative pop up-kitchen and performance yang diotonomikan dalam gagasan pameran.

Baca Juga: Mengenal Budaya Sunda, Tata Cara Berbusana Anak yang Sudah Ada dari Dulu

Museum Kuliner Nganteuran Resep Perempuan Jampang juga merespons konstruksi gedung (dua lokasi pameran; Palabuhanratu dan Sukabumi) untuk menyesuaikan tata visual dengan pertimbangan tanggap atas mata memandang, langkah, bunyi dan jarak.

Tentang Buku Resep Mengantarkan Rasa

Buku Resep Mengantarkan Rasa, berisi sejumlah esai pilihan dari seniman multidisiplin serta pelaku budaya lokal yang terlibat dalam residensi Nganteuran (Performative Culinary Arts) program Eco-Theatre Project yang diinisiasi Yayasan Teater Tilik Sarira (Tilik Sarira Creative Process.

Catatan-catatan terkait budaya, pangan, ekosistem, tumbuhan liar serta biodiversitas dan sejarah masa lalu dan kini, dikumpulkan/dilengkapi dengan arsip foto dan resep serta cara mengolah makanan.

Penekanan pada budaya Nganteuran dan Ngahuma urang Sunda, khususnya wilayah VII Jampang Kulon (Pajampangan), menjadi poin utama yang dikaji serta dibedah dengan kritis. Melibatkan tindak/laku peran perempuan, menciptakan ruang kebudayaan dalam wacana performatif.

Baca Juga: Iyos Ungkap Makna Upacara Sekar Budaya di Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-153

Tulisan-tulisan dalam buku ditulis dengan segar dan lengkap. Perspektif kacamata seniman sebagai peneliti, serta pandangan pelaku budaya, dan orang-orang lokal yang memiliki/mengetahui apa yang berlalu di sekitar mereka.

Tilik Sarira Creative Process

Tilik Sarira creative process dengan nama resmi Yayasan Teater Tilik Sarira merupakan organisasi yang menginisiasi platform pengembangan proses kreatif seni teater dan multidisiplin dengan ide yang lahir dengan cara mengamati kebiasaan yang dianggap otentik dari tubuh,ruang dan benda di suatu lingkungan sosial dan budaya. Tilik Sarira berupaya untuk selalu memperluas jejaring sosial dengan masyarakat multikultural dalam melakukan kerja kreatif.

Sejak berdiri dari tahun 2019 yang diinisiasi oleh para pegiat muda seni pertunjukan, Tilik Sarira telah bekerjasama dengan lembaga budaya dan masyarakat di Solo, Sukabumi, Jakarta, Magelang, Yogyakarta, Malang, Batam serta Papua.

Penasaran dengan pameran budaya ini? Catat Jadwal dan Agendanya!
- 03 November 2023, Gedung IKM Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi
- 05 November 2023, Rumah Kreatif Milenial (Sukabumi Creative Hub)
Kota Sukabumi mulai pukul 14.00 WIB.

Ada apa dan siapa saja disana?

1. Pameran arsip hasil residensi seniman dan peneliti Nganteuran (Performative Culinary Arts) di lingkungan wilayah VI Jampangkulon (Gunung Patat, Sungai Cibeureum, Goa Baduy"Legok Picung", Pantai Minajaya) & arsip koleksi ka jampang.;

2. Pertunjukan respon arsip Nganteuran dari Sanggar Mayang Sagara (Pelabuhan Ratu), Arbi Nur Alamsyah (Penari/Koreografer-Jampang Kulon-Bandung) , Aldo Ahmad (Komposer, Percussionist - Sumatera Barat), Game interaktif respon arsip dari Louis Marcellino.

Baca Juga: Upaya Pemkab Sukabumi Tingkatkan Budaya Literasi Masyarakat

3. Peluncuran, diskusi dan bedah buku "Resep Mengantarkan Rasa" bersama Fadly Rahman, M.A., (Sejarawan Makanan) , Irman Sufi Firmansyah (Pengamat Sejarah Sukabumi), Rifaldi Efriansyah (Peneliti Sejarah Jampang), Rizal Sofyan (seniman residensi Nganteuran "Performative Culinary Arts"), Beri Hanna (Penulis Buku "Resep Mengantarkan Rasa"), Laurent Putri (Duta UMKM Kota Sukabumi), S.Sophiyah.K (Program director Nganteuran"Performative Culinary Arts"), Den Aslam (Penyair, entrepreuner), Yani Mae M.Sn (Aktor teater, Peneliti Kuliner), Dr. Retno Dwi Marwati, M,Sn (Rektor ISBI Bandung).

4. Pop up kitchen & performance : eksperimen resep khas jampang dari Candoli (Sungai
Cibeureum), Rhea Laras (Visual artist, cooking enthusiast), SMKN 3 Sukabumi jurusan Tata boga, Abah Yadi (Owner Saung Injuk Palabuhan Ratu).

Editor : Fitriansyah

Tags :
BERITA TERKAIT