Sukabumi Update

Kenali Perbedaan Kesedihan dan Depresi yang Dapat Mempengaruhi Hidup Kamu

Ilustrasi. Perbedaan Kesedihan dan Depresi. (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Asosiasi Kecemasan dan Depresi Amerika (ADAA) mencatat bahwa depresi adalah salah satu penyakit kesehatan mental yang paling umum terjadi dan dirasakan di kalangan masyarakat. Merasa sedih juga merupakan bagian integral dari depresi, akan tetapi keduanya tidak sama. Yuk simak perbedaan Kesedihan dan Depresi


Kesedihan
Kesedihan merupakan emosi manusia yang umum dialami setiap orang pada saat stres atau sedih. Sejumlah peristiwa kehidupan bisa membuat orang merasa sedih atau tidak bahagia. Seperti kehilangan atau ketidakhadiran orang yang dicintai, perceraian, kehilangan pekerjaan atau pendapatan, kesulitan keuangan, atau permasalahan di rumah semuanya dapat mempengaruhi suasana hati secara negatif. Atau gagal dalam ujian, tidak mendapatkan pekerjaan, mengalami kejadian mengecewakan lainnya juga dapat memicu rasa sedih seseorang.

Namun, orang yang mengalami kesedihan biasanya dapat merasa lega dengan menangis, melampiaskan, atau mengungkapkan rasa frustrasinya. Sering kali, kesedihan mempunyai kaitan dengan pemicu tertentu.

Kesedihan biasanya hilang seiring berjalannya waktu. Jika penyakit ini tidak kunjung hilang, atau jika orang tersebut tidak dapat melanjutkan fungsi normalnya, bisa jadi ini merupakan tanda awal depresi.

Jika suasana hati yang buruk semakin memburuk atau berlangsung lebih dari 2 minggu, maka orang tersebut harus berkonsultasi dengan dokternya.

Baca Juga: 14 Ciri-Ciri Orang yang Tidak Semangat Hidup, Stres hingga Depresi

Depresi
Depresi merupakan gangguan mental yang mempunyai dampak luar biasa pada banyak aspek kehidupan seseorang. Hal ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala jenis kelamin atau usia dan mengubah perilaku dan sikap.

Gejalanya meliputi:
● perasaan putus asa
● kesedihan
● keputusasaan
● kurangnya motivasi
● hilangnya minat pada aktivitas yang dulunya menyenangkan atau sangat disukai

Dalam kasus yang parah, orang tersebut mungkin berpikir atau mencoba untuk bunuh diri. Mereka mungkin tidak ingin lagi menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman dan mungkin berhenti menekuni hobinya atau merasa tidak mampu bersekolah atau bekerja.

Jika perasaan ragu ini bertahan lebih dari 2 minggu, ahli kesehatan mungkin mendiagnosis orang tersebut dengan gangguan depresi mayor (MDD). Dan gejalanya meliputi:
● Suasana hati tertekan setiap hari yang berlangsung hampir sepanjang hari, dan setiap hari, dengan tanda-tanda keputusasaan dan kesedihan yang nyata
● Hilangnya minat dalam aktivitas normal untuk jangka waktu yang lama
● Penambahan atau penurunan berat badan yang signifikan dan tidak disengaja
● Insomnia, sulit tidur, atau peningkatan jumlah tidur yang memengaruhi jadwal normal
● Kelelahan dan energi rendah
● Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan setiap hari
● Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan
● Pikiran berulang tentang kematian, pikiran untuk bunuh diri, atau upaya atau rencana bunuh diri

Seorang dokter akan menganggap seseorang yang mengalami lima gejala berikut selama lebih dari 2 minggu memiliki masalah medis daripada mengalami kesedihan yang berkepanjangan.

Untuk diagnosis MDD, dokter harus menghubungkan gejalanya hanya dengan depresi dan bukan dengan diagnosis medis lain, seperti penyalahgunaan zat atau kondisi yang mendasarinya.

Berbeda dengan kesedihan, depresi dapat membuat seseorang kesulitan menjalani hari-harinya. Akan tetapi, kesedihan hanyalah salah satu elemen depresi.

Editor : Denis Febrian

Tags :
BERITA TERKAIT