Sukabumi Update

13 Gejala Kecemasan dan Depresi pada Remaja, Berikut Cara Mendiagnosisnya

Ilustrasi kecemasan. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Mungkin terasa sulit bagi orang tua atau pengasuh untuk membedakan antara perilaku yang merupakan bagian normal dari masa pertumbuhan dan perilaku yang mungkin mengindikasikan kondisi kesehatan mental.

Jika perubahan perilaku berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, dan mengganggu kehidupan sehari-hari remaja, hal tersebut mungkin merupakan gejala depresi, kecemasan, atau mungkin keduanya.

Jika seorang remaja menunjukkan beberapa gejala berikut, mereka mungkin mengalami depresi atau kecemasan:

1. Mereka memiliki energi yang rendah.
2. Mereka kehilangan minat pada hal-hal yang dulunya mereka sukai.
3. Mereka tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit atau tampak lelah terus-menerus.
4. Mereka mengalami kesulitan berkonsentrasi.
5. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu sendirian dan menghindari aktivitas sosial.
6. Mereka melakukan diet secara berlebihan.
7. Mereka melakukan perilaku menyakiti diri sendiri, seperti memotong atau membakar kulit mereka.
8. Mereka minum alkohol, menggunakan narkoba, atau merokok.
9. Mereka merasakan kesedihan atau keputusasaan yang mendalam .
10. Mereka mengalami kecemasan dan kepanikan.
11. Mereka sering kali mudah tersinggung dan mengamuk.
12. Mereka terlibat dalam perilaku berisiko atau merusak, baik sendirian atau bersama teman .
13. Mereka memiliki pikiran untuk bunuh diri.

Bagaimana Kecemasan dan Depresi Remaja Didiagnosis?

Seorang remaja dapat menerima diagnosis klinis lengkap dari profesional kesehatan seperti dokter, psikolog, atau psikiater. Masalah medis tertentu bisa menyerupai kecemasan dan depresi. Ini termasuk gangguan tiroid dan gangguan penggunaan narkoba. Oleh karena itu, perlu untuk menyingkirkan hal-hal tersebut untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

Dokter, psikolog, atau psikiater akan melakukan evaluasi psikologis terhadap remaja tersebut dengan mengajukan serangkaian pertanyaan tentang perilaku, suasana hati, dan pikirannya.

Selain itu, mereka juga akan mempertimbangkan riwayat keluarga remaja tersebut, hubungan teman sebaya, dan prestasi sekolahnya.

Seorang profesional kesehatan akan menangani depresi, kecemasan, atau keduanya pada remaja berdasarkan tingkat keparahan kondisinya. Mereka mungkin menyarankan psikoterapi (terapi bicara), pengobatan, atau keduanya.

Biasanya, kombinasi keduanya merupakan pengobatan yang paling efektif. Antidepresan atau kombinasi antidepresan, dapat membantu memperbaiki ketidakseimbangan kimiawi di otak remaja. Sementara itu, terapi bicara dapat membantu memerangi pola pikir dan perilaku negatif.

Baca Juga: 7 Penyebab Kecemasan dan Depresi pada Remaja yang Perlu Diketahui

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah mengeluarkan peringatan bahwa antidepresan dapat menyebabkan beberapa anak dan remaja mengalami pikiran untuk bunuh diri. FDA telah menyetujui dua obat untuk mengobati depresi pada anak-anak: fluoxetine (Prozac), untuk anak usia 8 tahun ke atas, dan escitalopram (Lexapro), untuk anak usia 12 tahun ke atas.

Para ahli menyatakan bahwa mereka memerlukan lebih banyak penelitian pada anak, karena banyak antidepresan yang disetujui untuk orang dewasa tidak terbukti berhasil pada anak-anak.
FDA mewajibkan semua antidepresan menyertakan peringatan tentang peningkatan risiko pikiran dan perilaku bunuh diri pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda hingga usia 24 tahun.

Sumber: Medical News Today

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT